ŠĻą”±į>ž’ ILž’’’FGH’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’ģ„Į[€!šæx»bjbj¬ś¬ś o.ĪĪ?³, ’’’’’’·j j ­­eee$’’’’‰‰‰PŁŌ­ü‰æ$„©(ŃēēēŖĄ Ģ>$@$@$@$@$@$@$$C'¢å)8d$eŌ¦ŖŌŌd$­­ēēæy$^L^L^LŌv­<ēeē>$^LŌ>$^L^L. hHé|¦"ē’’’’ą!:äŠ‰J=Ą °ņ*$$0æ$¢ * KT*€¦"*e¦"„ŌŌ^LŌŌŌŌŌd$d$^LŌŌŌæ$ŌŌŌŌ’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’*ŌŌŌŌŌŌŌŌŌj s:!TRANFORMASI PT.KAI DENGAN ANALISIS STRATEGI 7S MCKINSEY Benito Adityo Dr. Suharnomo, SE, M.Si Magister Manajemen Universitas Diponegoro E-mail:  HYPERLINK "mailto:benitoadityodito@yahoo.co.id" benitoadityodito@yahoo.co.id Jalan Erlangga Tengah 17, 5024, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia ABSTRAK PT. Kereta Api Indonesia (KAI) merupakan instansi yang dinilai telah melakukan transformasi menjadi lebih baik. Operator kereta api satu-satunya di Indonesia ini telah mengalami peningkatan saat momentum transformasi pada tahun 2009. Manajemen perubahan yang dilakukan menjadi kajian utama dalam penelitian ini. Penelitian ini dilakukan menggunakan manajemen perubahan berbasis pada transformasi. Sedangkan alat ukur kajian menggunakan Analisis Strategi 7’S McKinsey. Dengan pendekatan deskriptif kualitatif sebagai unit analisis, sedangkan teknik pengumpulan data diperoleh melalui hasil wawancara dengan informan, dokumentasi, dan observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa manajemen perubahan yang dilakukan PT. Kereta Api Indonesia (KAI) begitu mendetail dan melibatkan semua aspek. Semua unsur dalam Analisis Strategi 7’S McKinsey meliputi strategi, struktur, sistem, nilai-nilai bersama, gaya, staf dan keterampilan telah dilakukan dengan baik. Dan yang paling menonjol yakni gaya kepemimpinan Ignasius Jonan selama menjabat menjadi Direktur Utama pada PT. Kereta Api Indonesia (KAI). Kata Kunci : Transformasi, Analisis Strategi 7’S McKinsey LATAR BELAKANG PENELITIAN Pada sebuah organisasi perubahan dapat terjadi di berbagai hal. Perubahan ini berkaitan dengan aspek visi dan misi pada organisasi tersebut. Organisasi melakukan perubahan untuk melakukan perpindahan dari satu kedudukan ke kedudukan yang dituju. Perubahan sebuah organisasi pada dasarnya terjadi akibat berubahnya suatu fungsi pada sebuah sistem baik sebagian maupun secara keseluruhan. Akibat dari perubahan tersebut induvidu atau orang-orang yang berada di dalam organisasi tersebut harus ikut berubah menyesuaikan fungsi atau sistem yang telah ditetapkan (Balogun:2004). Perubahan bisa juga bermakna melakukan hal-hal dengan cara baru, mengikuti jalur baru, mengadopsi teknologi baru, memasang sistem baru, mengikuti prosedur-prosedur manajemen baru, penggabungan (merging), melakukan reorganisasi, atau terjadinya peristiwa yang bersifat mengganggu (disruptive) yang sangat signifikan. Perubahan Organisasi adalah suatu proses dimana organisasi tersebut berpindah dari keadaannya yang sekarang menuju ke masa depan yang diinginkan untuk meningkatkan efektifitas organisasinya. tujuannya adalah untuk mencari cara baru atau memperbaiki dalam menggunakan resources dan capabilities dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan organisasi dalam menciptakan nilai dan meningkatkan hasil yang diinginkan. Menurut Desplaces (2005) perubahan yang terjadi dalam organisasi seringkali membawa dampak ikutan yang selalu tidak menguntungkan. Bahkan menurut Abrahamson (2000), perubahan itu akan menimbulkan kejadian yang “dramatis” yang harus dihadapi oleh semua warga organisasi. Desplaces (2005) mengutip kajian yang dilakukan Poras dan Robertson's (1992) menyatakan bahwa kebijakan perubahan yang dilakukan oleh organisasi hanya memberikan manfaat positif bagi organisasi sebesar 38%. Meskipun perubahan organisasi tidak langsung memberikan manfaat yang besar bagi kemajuan organisasi, namun beberapa praktisi tetap meyakini tentang pentingnya suatu organisasi untuk melakukan perubahan. Perubahan sebuah organisasi menjadi salah satu tahapan yang mesti dilakukan. Tidak jarang terjadi perusahaan atau organisasi besar yang mengalami kebangkrutan disebabkan ketidakmampuan melakukan transformasi seiring perubahan jaman dan teknologi yang sedang berkembang. Pada tahun 2014 ini kita tidak akan lagi mengenal produk telepeon selular dengan merk dagang “Nokia”. Karena pada pertengahan tahun ini Nokia diakuisisi oleh Microsoft. Dari realita di atas nama besar tidak mungkin lepas dari transformasi organisasi. Berikut beberapa contoh perusahaan besar yang mampu bertransformasi pada moment tertentu; Tabel I.1 Contoh Inovasi Perusahaan PerusahaanTahunPoint InovasiHewlett-Packard (USA)1991Global account management structure for sales organizationWellington Insurance (Kanada)1988-9“Wellington Revolution” — radical decentralization of activitiesShell (Belanda – USA)1996“Gamechanger” — venture capital funding model for new business developmentMotorolla (USA)1987“Six Sigma” quality control methodologySumber : Birkinshaw and Mol : 2006 Organisasi atau perusahaan-perusahaan besar di dunia pun juga mengalami transformasi pada eranya. Disamping untuk mempertahakan keberadaan organisasi itu sendiri, juga bermaksud guna mengembangkan kualitas dan kuantitas organisasi tersebut. Beberapa diantaranya meliputi Hewlett-Packard, Wellington Insurance, Shell serta Motorolla. Sebagai contoh misal yang terjadi pada Motorolla pada tahun 1987. Perusahaan yang lebih dikenal sebagai produsen telepon seluler ini melakukan transformasi dengan momentum utamanya penggunaan metode pengawasan kualitas “Six Sigma”. Hal ini sangat berfungsi sebagai salah upaya penjagaan mutu produk yang dihasilkan, sekaligus pengembangan teknologi mengikuti perkembangan jaman. Transformasi organisasi meliputi semua bidang, baik mengenai komunikai, teknologi, kualitas jasa bahkan aspek transportasi sekalipun. Perkeretaapian sebagai salah satu moda transportasi tidak dapat dipisahkan dari moda transportasi lain yang diatur dalam sistem transportasi nasional, mempunyai karakteristik pengangkutan secara massal dan keunggulan tersendiri, perlu dikembangkan potensinya dan ditingkatkan peranannya sebagai penghubung wilayah baik nasional maupun internasional, sebagai penunjang, pendorong, dan penggerak pembangunan nasional demi peningkatan kesejahteraan rakyat. Perekeretaapian merupakan salah satu moda transportasi yang memiliki karakteristik dan keunggulan khusus terutama dalam kemampuannya untuk mengangkut baik penumpang maupun barang secara massal, hemat energi, hemat dalam penggunaan ruang, mempunyai faktor keamanan tinggi, dan tingkat pencemaran yang rendah serta lebih efisien dibanding dengan moda transportasi jalan raya untuk jarak jauh dan unntuk daerah yang padat lalu lintas, seperti angkutan perkotaan. Perkembangan perkeretaapian harus disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini membawa implikasi untuk meningkatkan pembinaan dan penyelenggaraan perkeretaapian sesuai dengan perkembangan kehidupan rakyat dan bangsa Indonesia serta agar lebih berhasil guna dan berdayaguna. Pergantian Direksi pada tahun 2009 membuat PT. Kereta Api Indonesia menjadi semakin giat dalam melakukan banyak perubahan dan perbaikan dalam berbagai aspek bisnis perusahaan, mulai dari perubahan struktur organisasi yang semula konvensional menjadi lebih modern, revitalisasi aset-aset perusahaan, pembenahan prosedur perusahaan, pengelolaan SDM perusahaan secara menyeluruh, dan lain-lain. Berbagai pencapaian dan prestasi yang diraih selama ini terus memicu PT KAI untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat Indonesia, khususnya pengguna jasa kereta api. Selain layanan angkutan penumpang, angkutan barang dan pengusahaan aset pun menjadi perhatian PT KAI. Organisasi penelitian terbesar di Ghana memiliki bagian dari mandatnya untuk mengumpulkan dana yang dihasilkan secara internal melalui komersialisasi produk riset dan jasa dalam rangka untuk melengkapi alokasi anggaran pemerintah. Bagaimana mungkin struktur internal, visi dan misi secara strategis diselaraskan untuk kinerja komersialisasi yang efektif? Studi ini memanfaatkan McKinsey 7 S Kerangka yang merupakan alat analisis yang digunakan untuk membantu dalam berbagai situasi, termasuk bagaimana meningkatkan kinerja perusahaan, dan menentukan cara terbaik untuk menerapkan strategi yang diusulkan. Kerangka 7S McKinsey adalah model untuk menganalisis organisasi dan efektivitas mereka. Ini terlihat di tujuh elemen kunci yang membuat organisasi yang sukses: strategi, struktur, sistem, nilai-nilai bersama, gaya, staf dan keterampilan. (Singh : 2013) Analisis strategi 7s Mckinsey digunakan untuk meneliti fenomena-fenomena yang berhubungan dengan gambaran permasalahan di atas. Dengan analisis ini diharapkan mampu mengkaji lebih detail mengenai transformasi yang dilakukan PT KAI sebagai satu-satunya institusi yang mengelola jasa pelayanan transportasi jalur perkeretaapian. Dalam penelitian bertujuan untuk mengetahui proses manajemen perubahan yang dilakukan oleh PT. KAI DAOP IV; untuk mengetahui hasil proses manajemen perubahan yang telah dilakukan hingga saat ini; untuk mengetahui hambatan yang terjadi selama proses manajemen perubahan. KAJIAN PUSTAKA Manajemen Perubahan Manajemen perubahan adalah proses terus-menerus memperbaharui organisasi berkenaan dengan arah, struktur, dan kemampuan untuk melayani kebutuhan yang selalu berubah dari pasar, pelanggan dan para pekerja itu sendiri. Kegiatan manajemen perubahan harus berlangsung pada tingkat tinggi mengingat laju perubahan yang dihadapi akan lebih besar dari masa sebelumnya. Manajemen Perubahan adalah upaya yang dilakukan untuk mengelola akibat-akibat yang ditimbulkan karena terjadinya perubahan dalam organisasi. Perubahan  dapat terjadi karena sebab-sebab yang berasal dari dalam maupun dari luar organisasi atau perusahaan tersebut. Manajemen perubahan adalah suatu proses sistematis dalam menerapkan pengetahuan, saranadan sumber daya yang diperlukan untuk mempengaruhi perubahan pada orang yang terkena dampak dari proses tersebut. Manajemen perubahan ditujukan untuk memberikan solusi bisnis yang diperlukan secara sukses dengan cara yang terorganisirdan metode, melalui pengelolaan dampak perubahan pada orang yang terlibat. Pendekatan dalam manajemen perubahan adalah sebagai berikut; Mengidentifikasikan objek yang terkena dampak perubahan yang mungkin menolak perubahan. Menelusuri sumber, tipe dan tingkat resistensi perubahan yang mungkin ditemukan. Mendesain strategi yang efektif untuk mengurangi resistensi tersebut. Peran dan Tanggung Jawab PerubahanMenurut Potts dan LaMarsh (2004), peran utama dalam menjalankan perubahan adalah sebagai berikut; Change advocates yaitu orang yang mempunyai gagasan tetapi tidak mempunyai wewenang untuk melaksanakan. Sponsor, biasanya adalah direktur atau manajer senior yang sibuk dengan pekerjaan, tetapi bertanggung jawab dalam menjalankan peran aktif dalam proses perubahan. Change agents, yaitu yang merencanakan dan mengimplementasikan perubahan atas namanya sendiri. Targets, yaitu seseorang yang terkena dampak perubahan. Target termasuk orang diluar organisasi seperti pelanggan atau pemasok. Stakeholders, yaitu semua orang yang terlibat dalam perubahan, termasuk semua sponsor, agen perubahan dan target. Komitmen Perubahan. Persiapan Fase ini melakukan komitmen terdiri dari contact dan awareness. Usaha melakukan kontak dalam bentuk rapat, pidato atau memo untuk mendapatkan kepedulian. Hasil yang mungkin diperoleh dari kepedulian bisa pemahaman atau kebingungan. Penerimaan terdiri atas tahapan pemahaman dan persepsi. Hasil dari pemahaman bisa persepsi positif atau negatif. Persepsi positif akan mendukung memulai perubahan. Janji (commitment) Fase ini terdiri dari installation, adoption, institutionalization, dan internalization. Installation merupakan kesempatan pertama dimana tindakan komitmen timbul. Ada 2 kemungkinan hasil dari installation stage, yaitu perubahan digugurkan setelah implementasi awal atau diadopsi untuk pengujian jangka panjang. Adopsi fokus pada kepentingan dengan masalah mendalamdan jangka panjang. Tingkat komitmen dipertimbangkan untuk mencapai tahap adopsi, tetapi proyek perubahan pada tahap ini tetap dievaluasi, dengan opsi pada penundaan. Ada 2 kemungkinan hasil pada tahap adopsi : perubahan dapat dihentikan setelah digunakan secara ekstensif atau perubahan dapat dilembagakan sebagai prosedur standar operasi. Proses perubahan dimulai dengan suatu pengetahuan akan kebutuhan untuk berubah. Analisis dari situasi dan faktor yang telah menciptakan situasi membawa kepada diagnosisi mengenai karakteristik yang membedakan dan indikasi arah dimana tindakan perlu dilakukan dan oleh karena itu strategi perubahan perlu dilakukan. Macam-macam Perubahan: Perubahan tidak berencana Perubahan karena perkembangan Perubahan karena secara tiba-tiba Untuk melakukan perubahan terencana dilakukan empat fase (Wibowo, 2006), yaitu sebagai berikut. Fase eksplorasi: dalam fase ini organisasi menggali dan memutuskan untuk membuat perubahan spesifik. Fase perencanaan: proses perencanaan menyangkut mengumpulkan informasi untuk mendiagnosis masalahnya, menetukan tujuan perubahan dan mendesain tindakan yang tepat untuk mencapai tujuan, dan membujuk pengambil keputusan mencapai tujuan serta mendukung perubahan. Fase tindakan: implementasi perubahan menyangkut desain untuk menggerakkan organisasi menuju perubahan, menciptakan pengaturan dalam mengelola proses perubahan dan mendapat dukungan pelaksanaannya, mengevaluasi implementasi dan umpan balik untuk penyesuaian serta perbaikan. Fase integrasi: tahapan ini berkaitan dengan konsolidasi dan stabilisasi perubahan. Perubahan berencana Perubahan yang disengaja atau bahkan direkayasa oleh pihak manajemen. Penerapan pengetahuan tentang manusia secara sistematis dan tepat dengan maksud melakukan tindakan yang berarti. Usaha untuk mengumpulkan data dan informasi serta menggunakannya guna memcahkan persoalan sosial (Kurt Lewin). Perubahan yang dilakukan secara sengaja lebih banyak dilakukan atas kemauan sendiri sehingga proses perubahan itu lebih banyak diusahakan oleh sistem sendiri. Model-Model Manajemen Perubahan Model Perubahan Lewin Kurt Lewin (1951) mengembangan model perubahan terencana yang disebut force-field model yang menekankan kekuatan penekanan. Model ini dibagi dalam tiga tahap, yang menjelaskan cara-cara mengambil inisiatif, mengelola dan menstabilkan proses perubahan, yaitu: unfreezing, changing atau moving dan refreezing. Pencairan (Unfreezing) Pencairan merupakan tahap pertama yang fokus pada penciptaan motivasi untuk berubah. Pencairan merupakan usaha perubahan untuk mengatasi resistensi individual dan kesesuaian kelompok. Proses pencairan merupakan adu kekuatan antara faktor pendorong dan faktor penghalang bagi perubahan status quo. Pencairan dimaksudkan agar seseorang tidak terbelenggu oleh keinginan untuk mempertahankan status quo dan bersedia membuka diri. Changing atau Moving Changing atau moving merupakan tahap pembelajaran di mana karyawan diberi informasi baru, model perilaku baru, atau cara baru dalam melihat sesuatu. Tujuannya adalah membantu karyawan dalam mempelajari konsep atau titik pandang baru. Pembekuan kembali (Refreezing) Refreezing merupakan tahap dimana perubahan yang terjadi distabilisasi dengan membantu karyawan mengintegrasikan perilaku dan sikap yang telah berubah ke dalam cara yang normal untuk melakukan sesuatu. Hal ini dilakukan dengan memberi karyawan kesempatan untuk menunjukkan perilaku dan sikap baru. Model Perubahan Tyagi Tyagi (2001) beranggapan bahwa model Lewin tersebut belum lengkap, karena tidak menyangkut beberapa masalah penting. Pendekatan sistem dalam perubahan akan memberikan gambaran menyeluruh dalam perubahan organisasi. Beberapa komponen sistem dalam proses perubahan dimulai dengan: Adanya kekuasaan untuk melakukan perubahan. Mengenal dan mendefinisikan masalah. Proses penyelesaian masalah. Mengimplimentasikan perubahan. Mengukur, mengevaluasi, dan mengontrol hasilnya. Model Perubahan Kreitner dan Kinicki Pendekatan sistem Kreitner dan Kinicki (2001) merupakan kerangka kerja perubahan organisasional yang terdiri dari tiga komponen, yaitu: a) Inputs Merupakan masukan dan sebagai pendorong bagi terjadinya proses perubahan. Semua perubahan organisasional harus konsisten dengan visi, misi, dan rencana strategis. Di dalamnya terkandung unsur masukan internal dan masukan eksternal yang keduanya memiliki kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan. Kondisi masukan ini sangat mempengaruhi jalannya proses perubahan. b) Target element of change Mencerminkan elemen di dalam organisasi yang dalam proses perubahan. Sasaran perubahan diarahkan pada pengaturan organisasi, penetapan tujuan, faktor sosial, metode, desain kerja dan teknologi, dan aspek manusia. c) Outputs Merupakan hasil akhir yang diinginkan dari suatu perubahan. Hasil akhir ini harus konsisten dengan rencana strategik. Hasil perubahan dapat diukur pada beberapa tujuan baik pada tingkat organisasional, tingkat kelompok maupun tingkat individual. Model Perubahan Burnes Burnes (2001) mengemukakan tiga macam model perubahan organisasional yang dikelompokkan berdasarkan frekuensi dan besaran perubahan, yaitu: a.  The increamental model of change Model ini berpandangan bahwa perubahan merupakan suatu proses yang berlangsung secara bertahap. Perubahan dapat terjadi secara bergantian pada masing-masing bagian dalam organisasi secara terpisah. Pada saat merespons suatu kondisi lingkungan internal dan eksternal, maka pada saat itu pula terjadi perubahan. b.  The punchtuated equilibrium model Model keseimbangan terpotong terjadi bila aktivitas organisasi menunjukkan stabilitas dalam jangka panjang sehingga disebut periode equilibrium. Situasi tersebut kemudian terpotong oleh gonjangan perubahan fundamental relatif jangka pendek, disebut sebagai periode revolusioner. c.  The continuous transformation model Model transformasi berkelanjutan merupakan model perubahan yang bertujuan untuk menjaga organisasi agar tetap survive dengan mengembangkan kemampuan untuk mengubah dirinya secara berkelanjutan. Rasionalisasi model ini adalah di mana lingkungan telah berubah dan akan terus berubah dengan cepat, radikal dan tidak dapat diprediksi. Model Perubahan Conner a) Daya tahan (resilience) b) Sifat perubahan (the nature of change) c)  Proses perubahan (process of change) Model Perubahan Victor Tan Victor Tan (2002) mengemukakan bahwa untuk mencapai keberhasilan dalam proses perubahan organisasi, pemimpin harus dapat menenangkan pikiran dan hati orang. Victor Tan mengintroduksi empat tahapan yang harus dilalui dalam proses perubahan, yaitu sebagai berikut. a. Membuka pikiran b. Menenangkan hati c.  Memungkinkan tindakan d. Menghargai prestasi Model Perubahan Bridges dan Mitchell Bridges dan Mitchell (dalam Wibowo, 2006) berpendapat, bahwa perubahan memerlukan tahapan transisi reorientasi psikologis yang berlangsung lambat, yaitu melalui tiga proses, sebagai berikut: a.   Saying goodbye Mengucapkan selamat tinggal pada cara lama. Di atas kertas adalah logis bergeser ke arah self-managed team, tetapi hal ini mengakibatkan orang tidak percaya lagi pada supervisor untuk membuat keputusan. b.   Shifting into neutral Merupakan tahap yang sulit, penuh ketidakpastian dan kabingungan. Tahap sulit selama ini merupakan tahap yang sulit, terutama pada saat merger dan akuisisi, dimana keputusan karier kebijakan dan aturan main ditinggalkan, sedangkan dua kepemimpinan mengerjakan masalah kekuasaan dan pengambilan keputusan. c.   Moving forward Merupakan tindakan bergeser ke depan dan berprilaku dengan cara baru. Fase ini memerlukan orang yang memulai berprilaku baru, meletakkan kompetensi dan nilai risiko. Model Perubahan Kotter Untuk mengatasi kesalahan, proses perubahan dilakukan melalui delapan tahap, yaitu sebagai berikut. a.  Menumbuhkan rasa urgensi, b.  Menciptakan koalisi pengarahan, c.   Membangin visi dan strategi, d.   Mengkomunikasikan visi baru, e.   Melibatkan dan memberdayakan karyawan secara luas, f.    Membangkitkan kemenangan jangka pendek, g.   Konsolidasi dan menghasilkan perubahan, dan h.   Menancapkan pendekatan baru ke dalam budaya. Model Perubahan Pasmore Perubahan menurut Pasmore (1994) berlangsung dalam delapan tahap, yaitu sebagai berikut. a. Persiapan b.  Analisis kekuatan dan kelemahan c.  Mendesain sub-unit baru d.  Mendesain proyek e.  Mendesain sistem kerja f.  Mendesain sistem pendukung g. Mendesain mekanisme integratif h. Implimentasi perubahan Model Accounting-Turnaround Model ini diperkenalkan oleh Harlan D. Platt (1998) yang sangat kental dengan akuntansi dan hukum. Platt membedakan strategi perubahan ke dalam tiga kelompok, yaitu: transformasi korporat, turn around, dan manajemen krisis. Ketiga strategi tersebut dijalankan menurut kondisi yang berbeda-beda pada keadaan perusahaan yang sedang menurun. Analisis Konsep 7-S McKinsey 7S McKinsey dikembangkan di awal 1980 oleh Tom Peters dan Robert Waterman, dua konsultan yang bekerja di McKinsey dan firma konsultan perusahaan, lingkup dasar dari model ini adalah bahwa terdapat 7 aspek internal dari organisasi yang butuh untuk diselaraskan jika organisasi ingin sukses. Model 7-S McKinsey merupakan kerangka yang banyak didiskusikan untuk melihat saling keterkaitan antara formulasi dan implementasi strategi. Model ini membantu manajer untuk memfokuskan perhatian pada pentingnya menghubungkan strategi yang dipilih pada beragam kegiatan yang dapat mempengaruhi implementasi strategi tersebut. Awalnya model ini dikembangkan sebagai cara pikir yang lebih luas tentang permasalahan mengorganisasikan secara efektif, kerangka 7-S memberikan sebuah alat untuk menilai “kemampuan”strategi. Menurut salah satu pengembangnya, Robert H. Waterman Jr., kerangka ini menyarankan bahwa tidak cukup untuk berpikir tentang implementasi strategi hanya sebagai persoalan strategi dan struktur, seperti pandangan tradisional: Pemahaman konvensional yang dulu digunakan bahwa jika anda pertama kali mendapatkan strategi yang benar, organisasi yang benar akan mengikutinya. Analisis manajemen perubahan pada penelitian menggunakan pendekatan analisis strategi sesuai konsep 7S-Mckinsey. Dengan tujuannya yakni untuk mengkaji dan mengetahui aspek-aspek yang berkaitan dengan transformasi serta manajemen perubahan yang dilakukan PT KAI. Konsep 7-S McKinsey, terdiri dari : The Hard S’s, yaitu factor-faktor yang feasible dan mudah diidentifikasikan, meliputi : Stucture, Strategi & Systems, dan The Soft S’s, yaitu factor-faktor yang sulit didefinisikan, meliputi : Shared Values, Skills, Staf, & Style. Kerangka 7S dari McKinsey atau yang lebih dikenal dengan McKinsey 7S Framework adalah sebuah model manajemen untuk melihat seberapa efektif organisasi dalam mencapai tujuan yang diinginkannya. Memang ada beberapa model dan analisa yang dapat digunakan untuk menentukan di posisi mana organisasi kita berada. Baik itu menggunakan analisa eksternal, internal atau pun keduanya. Salah satu model yang diyakini dan bertahan sampai hari ini dengan menggunakan pendekatan internal adalah 7S framework dari McKinsey. METODE PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif yakni penelitian yang dimaksud untuk membuat analisis terhadap pencandraan gambaran (deskriptif) mengenai dasar informasi, situasi-situasi atau kejadian-kejadian secara sistematis, faktual dan akurat (Ndraha, 1985 : 100). Dikatakan juga metode penelitian deskriptif adalah suatau metode yang digunakan untuk menemukan pengetahuan yang seluas-luasnya terhadap objek penelitian pada suatu saat tertentu (Ndraha, 1985 : 105). Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status variabel atau tema, gejala, atau keadaan yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Penelitian deskriptif tidak memerlukan administrasi atau pengontrolan terhadap suatu perlakuan (Arikunto, 1998 : 309). Fokus dalam penelitian ini adalah manajemen perubahan PT Kereta Api Indonesia DAOP IV Jawa Tengah dalam meningkatkan mutu pelayanan serta keuntungan bisnis bidang transportasi darat. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis kualitatif yaitu suatu cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif analisis yang dinyatakan oleh informan secara tertulis maupun lisan. Analisis data diperlukan untuk menyempitkan dan membatasi penemuan yang ada sehingga menjadi data yang teratur, tersusun dan lebih berarti. Dalam analisis data ini terdiri dari 3 alur kegiatan, yaitu : Reduksi data, yaitu diartikan sebagai proses pemilihan pemusatan perhatian pada penyederhanaan pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari hasil penelitian di lapangan. Display data, yang diartikan sebagai kumpulan informasi yang tersusun dan memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan-kesimpulan dan pengambilan tindakan. Adapun dalam penelitian ini penulis lebih menekankan pada bentuk penyajian yang bersifat deskriptif atau penggambaran. Menarik kesimpulan atau verifikasi, hal ini merupakan langkah terakhir dalam analisis data kualitatif. Penarikan kesimpulan ini tergantung pada besarnya kumpulan catatan di lapangan, penyimpanan, kecakapan, dan kejelian dalam menganalisa data kasar tersebut. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab berikut akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai transformasi PT. KAI dengan menggunakan analisis 7’S McKinsey. Berdasar pada bab sebelumnya, perubahan yang terjadi pada PT. KAI menjadi aspek yang menarik untuk dikaji, dan alat analisis 7’S McKinsey digunakan untuk mendapatkan gambaran secara detail dan terperinci dalam perubahan yang terjadi. Karena di dalam 7’S McKinsey itu sendiri akan dikaji dari berbagai aspek manajemen, diantaranya strategy, structure, system, shared values, style, staff dan skills. Berikut hasil penelitian mengenai transformasi PT KAI Hasil Penelitian Pertumbuhan volume penumpang kereta api di Indonesia cukup signifikan. Perseroan mencatat bahwa jumlah volume penumpang kereta api tahun 2013 mencapai 221 juta penumpang. Raihan tersebut mengalami kenaikan 9,29% bila dibandingkan tahun 2012 yang mencapai 202 juta penumpang. Dari volume tersebut angkutan Jabodetabek masih memberikan kontribusi terbesar, yaitu 88,07% terhadap total volume angkutan kereta api penumpang di tahun 2013. Sisanya berasal dari kontribusi kereta api komersial jarak jauh sebesar 11,93%. Tingginya animo masyarakat terhadap penggunaan jasa transportasi kereta api jelas menandakan bahwa kereta api masih menjadi alat transportasi andalan. Berdasarkan survei kepuasan pelanggan yang dilakukan tahun 2013, 51,44% responden memilih menggunakan moda kereta api karena alasan kenyamanan dan 22,58% karena alasan kelancaran perjalanan. Perseroan menghadapi tantangan utama berkaitan dengan bisnis kereta api penumpang, masing-masing untuk penumpang Kelas Eksekutif serta Kelas Bisnis dan Ekonomi. Untuk penumpang Kelas Eksekutif, pesaing produk subsititusi datang dari perusahaan penerbangan. Perusahaan penerbangan menawarkan kecepatan waktu tempuh perjalanan. Pascaderegulasi industri penerbangan di tahun 1999, banyak perusahaan penerbangan mengembangkan model bisnis penerbangan tarif murah. Dalam sebuah organisasi perubahan adalah hal yang mesti terjadi. Perubahan bisa dalam artian negatif namun juga bisa ke arah positif. Dalam transformasi PT KAI perubahan ke arah positif ini dimulai sejak tahun 2009. Baik secara internal maupun eksternal dapat dinilai oleh khalayak umum. Bahkan pada tahun – tahun berikutnya PT KAI menjadi salah satu rujukan BUMN yang patut untuk diteladani. Perubahan eksternal yang terjadi akibat dampak dari transformasi PT KAI meliputi: Ekonomi nasional tumbuh 5,6% Bukan sekedar nominal presentase pertumbuhan ekonominya, transformasi PT KAI mempunyai sumbangsih terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Dampak ini terjadi karena adanya kelancaran distribusi barang dan jasa lewat angkutan transportasi kereta api. Persaingan dengan moda transportasi lain semakin ketat. Menurunnya angka keterlambatan dan angka kecelakaan kereta api juga berdampak bahwa transportasi kereta api semakin menjadi pilihan utama masyarakat. Lebih lancar baik dari segi perjalanan, keseusaian jadwal keberangkatan dan kedatangan. Dan dari segi volume, pengangkutan barang lewat jalur kereta api dapat dimaksimalkan. Pelanggan menuntut transportasi yang aman dan nyaman Untuk terwujudnya pelayanan yang prima, tuntutan akan layanan yang aman dan nyaman menjadi fokus perubahan PT. KAI. Jenis pelayanan jasa seperti ini sangat tergantung dari penilaian masyarakat sendiri atas tingkat keamanan dan kenyamanan mereka. Adapun perubahan internal yang telah dicapai PT KAI secara general, meliputi sebagai berikut : Kemampuan Membayar Utang Kemampuan Perseroan memenuhi kewajibannya pada 2013 menurun. Hal ini ditunjukkan oleh menurunnya rasio solvabilitas dari 240% pada 2012 menjadi 160% pada 2013. Penurunan ini diakibatkan oleh peningkatan liabilitas sebesar 151%. Likuiditas Tingkat kemampuan Perseroan dalam membayar kewajiban jangka pendek pada tahun 2013 menurun. Ini terlihat dari menurunnya rasio likuiditas dari 116% pada 2012 menjadi 97% pada 2013. Penurunan disebabkan oleh meningkatnya liabilitas lancar sebesar 97%. Kolektibilitas Dibandingkan dengan tahun 2012, efektivitas Perseroan meningkat dalam memanfaatkan semua sumber daya. Hal ini terlihat dari rasio penagihan ratarata piutang yang naik. Pada 2013 collection periode sebesar 42,71. Hal ini berdampak naiknya komponen aset kas dan setara kas dan tercermin dari peningkatan arus kas operasional. Secara umum pencapaian PT KAI sejak tahun 2009 hingga sekarang terpapar seperti penjelasan sebelumnya. Dalam penelitian ini untuk mengkaji lebih rinci mengenai transformasi PT KAI menggunakan analisis strategi 7’S McKinsey. Analisis strategi 7s Mckinsey digunakan untuk meneliti fenomena-fenomena transformasi PT KAI. Kerangka 7S McKinsey adalah model untuk menganalisis organisasi dan efektivitas mereka. Kerangka ini dianggap sangat tepat untuk digunakan sebagai kerangka pengkajian organisasi yang mengalami transformasi. Ini terlihat di tujuh elemen kunci yang membuat organisasi yang sukses: strategi, struktur, sistem, nilai-nilai bersama, gaya, staf dan keterampilan. (Singh : 2013) Tabel 2 Rangkuman Analisis 7’S McKinsey KomponenDefinisi Teoritis Aspek 7’S McKinsey (dalam Yodia,2010)RangkumanStrategyStrategi suatu organisasi dimaksudkan agar organisasi dapat memiliki arahan yang jelas dan tegas tentang cara-cara yang dipakainya untuk mencapai sasaran dan tujuan organisasi.Prioritas volume angkutan dirancang seefisien mungkin, sehingga dapat meningkatkan pendapatan tanpa mengurangi kualitas pelayanannya. Proporsi angkutan barang berbalik menjadi 60% dibanding angkutan penumpang orang yang hanya 40%, untuk meningkatkan laba. Pembanguna jalur track gandaStructurPola pendelegasian organisasi dalam upaya pencapaian sasaran dan tujuan organisasi secara optimal. Struktur yang sanggup mencerminkan shared values dengan baik akan memberdayakan organisasi untuk mencapai sasaran dan tujuan tersebut.Penerapan Good Corporate Governance (GCG) dilakukan secara detail dan menyeluruh. Jajaran direksi dan komisaris hingga operasional tersinergi sesuai dengan jabatan dan wewenangnyaSystemMetode atau cara-cara yang ditempuh dalam perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi kinerja organisasi.Pengembangan Informasi Teknologi terus dilakukan seiring dengan kebutuhan dan perkembangan jaman. Pelayanan berbasis on line, baik dari penjualan e-ticketing maupun informasi yang berkaitan dengan jadwal kereta dapat diakses melalui handphone berbasis smartphoneShared valuesNilai yang hidup ditengah organisasi tersebut. Merupakan suatu guideline bagi para anggota organisasi untuk tumbuh dan berkembang.Nilai-nilai bersama yang dilakukan oleh PT KAI selain sebagai bentuk kepedulian terhadap aspek sosial kemanusiaan juga sebagai salah satu upaya penanaman citra perusahaan yang baik di mata masyarakat. Memfasilitasi kegiatan seni, olah raga dan budaya.StyleGaya Kepemimpinan atau manajerial organisasi dalam menyokong pencapaian tujuan yang direncanakan.Pengaruh Ignasius Jonan sangat signifikan terhadap perubahan PT. KAI. Pemimpin yang loyal, berdedikasi dan menjadi teladan yang baik bagi bawahannya.StaffOrganisasi membentuk personil di dalamnya (pengelola). Organisasi akan menentukan prasyarat orang-orang seperti apa yang dianggap sesuai dengan keberadaan dan tujuan organisasi. Sistem perekrutan yang transparan, penilaian kinerja yang objektif, pemberian reward dan punishment terhadap kinerja pegawai. Jenjang karier yang jelas dan bertahap.Skillketrampilan setiap individu di dalam organisasi merupakan unsur yang sangat penting bagi keberhasilan organisasi mencapai sasaran dan tujuannya dengan efektif dan efisien.Pengembangan kemampuan para pegawai yang bertahap dan berkelanjutan. Dimulai dari sistem pendidikan kilat hingga studi banding ke luar negeri, guna mengadopsi keilmuan yang bermanfaat bagi perkembangan PT. KAI Analisis 7’S McKinsey merupakan alternatif kajian yang terperinci dan detail terhadap manajemen suatu organisasi. Kajian mengenai transformasi PT KAI meliputi strategi yang dilakukan hingga cara-cara pengembangan kemampuan para pegawainya. Dalam aspek strategi, transformasi PT KAI sangat signifikan perubahan. Benar-benar menghapus praktik percaloan tiket dengan cara penjualan tiket berdasarkan data diri para penumpang. Kemudahan mendapat tiket secara on line dan tersedia di minimarket yang bekerja sama dengan PT KAI. Dalam hal peningkatan pendapatan, kebijakan PT KAI dalam merubah proporsi angkutan penumpang dan angkutan barang menjadi efisiensi pengeluaran biaya operasional tanpa mengurangi kualitas pelayanan. Dibentuknya anak-anak perusahaan serta jalinan kerja sama dengan pihak-pihak terkait menjadi salah satu upaya PT KAI dalam memperluas bidang kerja guna mencapai visi dan misi kinerja PT KAI itu sendiri. Yang artinya koordinasi dengan pihak-pihak pendukung kinerja PT KAI menjadi strategi andalan dalam mencapai pelayanan yang prima kepada masyarakat. Struktur organisasi yang terstratifikasi dengan baik sangat menunjang pelaksanaan kebijakan PT KAI saat ini. Kejelasan tugas dan wewenang menjadi upaya menghindari overlapping pelaksanaan dan tanggung jawab kinerja. Disamping itu, struktur organisasi yang baik juga menjadi sistem kontrol yang efektif antar strata jabatan. Penerapan Good Corporate Governace (GCG) dilakukan dengan baik atas sinergi bagian-bagian antar struktur organisasi. Konsep struktur organisasi yang sesuai dengan besarnya organisasi mempengaruhi kinerja secara keseluruhan. Struktur tersebut juga menjadi sistem kontrol pada masing-masing bagian. Sehingga kesalahan-kesalahan yang terjadi akan mudah diatasi serta diminimalisir bilamana orang-orang atau bagian dalam struktur tersebut saling berkoordinasi dengan baik. Perkembangan teknologi sangat berguna dalam menunjang kinerja PT. KAI. Penggunaan internet sebagai media informasi dimanfaatkan oleh PT. KAI sebagai ajang media promosi sekaligus wahana sumber informasi yang lengkap bagi kebutuhan masyarakat. Penjualan tiket on line hingga pencetakan on line mandiri disediakan PT. KAI dengan pengembangan sistem teknologi yang mampu menarik minat masyarakat terhadap pelayanan PT. KAI. Teknologi juga dikembangkan dalam tata adminsitrasi juga tata kelola perusahaan. Pengawasan bisa langsung di akses dari pusat guna mengontrol kinerja pada daerah-daerah. Pada rencana jangka panjang teknologi yang dikembangkan akan sangat dimungkin untuk mewujudkan kereta cepat di Indonesia. Nilai-nilai bersama yang dilakukan PT. KAI sebagi salah satu bentuk pertanggung jawaban sosial terhadap lingkungan sekitar. Dari bidang kesehatan, lingkungan, pendidikan, seni dan budaya telah menjadi komitmen PT KAI dalam berbagi nilai kepada masyarakat. Disamping sebagai wujud kepedulian, kegiatan atau program seperti ini akan semakin mengukuhkan nama baik PT KAI di mata masyarakat. Dengan demikian minat masyarakat untuk menggunakan jasa layanan PT. KAI diharapkan juga semakin meningkat. Gaya kepemimpinan Ignasius Jonan menjadi typing point perubahan atau transformasi PT KAI sejak 2009. Meski beliau telah menjadi Menteri Perhubungan pada masa sekarang, namun gaya kepemimpinan beliau masih sangat terasa oleh jajaran pegawai PT. KAI. Pemimpin yang berdedikasi terhadap perkembangan PT KAI mampu berinovasi dengan cerdas hingga secara revolusioner memperbaiki dang mengembangkan prestasi PT KAI. Dan akhir-akhir ini PT KAI menjadi salah satu rujukan BUMN dalam pengelolaan kepentingan negara agar lebih berkualitas serta berpendapatan sesuai dengan harapan. Ignasius Jonan mampu menanamkan sikap profesionalisme kepada para pegawai sehingga mampu dibuktikan dengan capaian prestasi PT KAI secara menyeluruh. Dalam sebuah organisasi SDM atau pegawai menjadi aspek utama dalam pencapaian tujuannya. Kesesuaian kemampuan dengan jabatan akan mengoptimalkan kinerja masing-masing pegawai. Dalam perubahannya, PT KAI tidak segan-segan meregenerasi para pegawai agar menjadi lebih kompeten dalam melaksanakan tugas kerjanya. Rekrutmen didasarkan atas kebutuhan personil dan dilakukan dengan baik. Guna mendapatkan pegawai yang benar-benar mampu bekerja dengan sistem yang telah berjalan bahkan didorong untuk mampu berinovasi mewujudkan visi dan misi PT KAI itu sendiri. Kemampuan pegawai ini terus dikembangkan melalui pendidikan kilat maupun kegiatan studi banding ke luar negeri. Adanya reward and punishment juga sebagai salah satu motivasi pegawai agar terus berkarya dengan baik mungkin. Karena kemampuan kerja yang baik akan mudah mencapai kinerja yang optimal. Kinerja yang efektif dan efisien masing-masing pegawai secara integral akan berpengaruh terhadap kinerja organisasi, dalam hal ini PT. KAI. Dari pemaparan di atas tidak menjadi berlebihan bilamana pengakuan atas pencapaian prestasi PT KAI memang begitu fenomenal dan signifikan. Perubahan dilakukan secara menyeluruh dan mendetail hingga aspek-aspek yang terkecil sekalipun. Tentunya ini bukan sebuah kepuasan yang terhenti sampai di sini. Kerja keras serat sinkronisasi dengan pihak-pihak terkait mesti terus ditingkatkan guna mencapai hasil yang lebih sempurna dibanding saat ini. PENUTUP Kesimpulan Adapun pencapaian PT. KAI berdasarkan aspek 7’s McKinsey: Strategy; Proporsi angkutan barang berbalik menjadi 60% dibanding angkutan penumpang orang yang hanya 40%, untuk meningkatkan laba. Pengembangan dan pembangunan jalur track ganda. Structure; Penerapan Good Corporate Governance (GCG) dilakukan secara detail dan menyeluruh. System; Pelayanan berbasis on line, baik dari penjualan e-ticketing maupun informasi yang berkaitan dengan jadwal kereta dapat diakses melalui handphone berbasis smartphone Shared values; Kepedulian terhadap aspek sosial kemanusiaan juga sebagai salah satu upaya penanaman citra perusahaan yang baik di mata masyarakat. Memfasilitasi kegiatan seni, olah raga dan budaya. Style; Kepemimpinan Ignasius Jonan sangat signifikan terhadap perubahan PT. KAI. Pemimpin yang loyal, visioner, berdedikasi dan menjadi teladan yang baik bagi bawahannya. Staff; Sistem perekrutan yang transparan, penilaian kinerja yang objektif, pemberian reward dan punishment terhadap kinerja pegawai. Jenjang karier yang jelas dan bertahap. Skill; Pengembangan kemampuan para pegawai yang bertahap dan berkelanjutan. Dimulai dari sistem pendidikan kilat hingga studi banding ke luar negeri. Ke depan, dengan kepemimpinan yang baru diharapkan mampu bertransformasi lebih baik lagi. Sehingga wacana kereta cepat di Indonesia bukan lagi sebagai sebuah retorika, namun benar-benar menjadi realita di mata masyarakat. Saran Berdasar pemaparan pada bab sebelumnya, adapun saran yang patut menjadi rekomendasi diantaranya: Figur kepemimpinan yang patut dicontoh dan diteladani segenap jajaran pegawai maupun direksi PT KAI Pengembangan teknologi yang diiringi dengan peningkatan kemampuan SDM nya Pengoptimalan potensi geografis Indonesia sebagai salah satu sarana perwujudan kereta cepat Perencanaan pengembangan yang bertahap dan berkelanjutan DAFTAR PUSTAKA Adam’s Sexton; Adelaide Griffin; Manullang. 2005. Manajemen Sumber daya Manusia. Alih Bahasa Manullang. Yogyakarta: Andi Offset Arikunto, Suharmi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta, Rineka Cipta. Annual Report PT. Kereta Api Indonesia. 2013 Abrahamson E. 2000, Change Without Pain, Harvard Business Review Juli- August Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rhineka Cipta Balogun, J and Hailey, V. 2004. Exploring Strategic Change, Prentice Hall, Harlow. Birkinshaw, Julian, Michael Mol. 2006. How Management Inovations Happens. MIT SLOAN Cohn, JM, Khurana, R., Reeves, L. (2005). Growing Talent as if Your Business Depended on It. Harvard Business Review, October, p. 1-9 Conner, Daryl. R. 1992. Managing at the speed of change. New York: Villard Books, Random House Inc Daft, Richard L. 2006. Manajemen. Jakarta : Salemba Empat Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia Denny Moeryadi. 2009. Pemikiran Fenomenologi menurut Edmund Husserl. Dipublikasi oleh jurnalstudi.blogspot. Desplaces, David, 2005. A Multilevel Approach to Individual Readiness to Change. The Jurnal of Behavioural and Applied Manegement. Vol 7 Donny .2005. Fenomenologi dan Hermeneutika: sebuah Perbandingan. Dipublikasi oleh kalamenau.blogspot. Drijarkara. 1978. Percikan Filsafat. Jakarta: PT. Pembangunan. Drucker, Peter E. (1993). The Practice of Management. New York: HarperBusiness Dzulfikar Alifadi. 2010. Identifikasi Hambatan Implementasi Strategi Melalui Model 7s Mckinsey Di Pt Awam Bersaudara. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya Frinces, Z. Heflin. (2008).Manajemen, Konsep Membangun Sukses. Yogyakarta: Mida Pustaka Fullan, Michael.(2004).Leading in a Culture of Change. San Fransisco: Jossey-Bass Gibson, James L., Ivancevich, John M., and Donnelly. Jr, James H..(1997).Organization, Terj. Nunuk Ardiani, Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses, Edisi 8. Jakarta: Binarupa Aksara Greenberg Jerald and Robert A. Baron.(1995). Behavior in Organizations. Understanding And Managing The Human Side of Work. Prentice Hall Inc http://managementhelp.org org_chng/od-field Gyepi-Garbrah, Theophilus Francis, Frederick Binfor. 2013. An Analysis of Internal Environment of a Commercial-oriented Research Organization: Using Mckinsey 7S Framework in a Ghanaian Context. International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences Hamdan Mansoer. 1989. Pengantar Manajemen. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan; Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Jakarta Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen Edisi 2. Yogyakarta: BPFE Hughes, RL, Ginnett, RC, & Curphy, GJ. (2009).Leadership: Enhancing the Lessons of Experience (6th ed.). New York: McGraw-Hill Irwin. New York: McGraw-Hill Irwin Hunger, J David & Thomas L Wheelen. 2003. Manajemen Stragtegis. Yogyakarta : Penerbit Andi Hussey, DE. 2000. How to Manage Organizational Change. London : Kogan Page Limited Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta: PT Gelora. Aksara J Winardi. 2007. Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta : Kencana Koentjoroningrat. 1983. Metode – metode Penelitian Masyarakat. Gramedia : Jakarta Kreitner, Robert, dan Angelo Kinicki, 1995. Organizational Behavior. Chicago: Irwin. Misiak, H & Sexton, V. S. 1973. Psikologi Fenomenologi, Eksistensial, dan Humanistik: Suatu Survei Historis. Bandung: Refika Aditama. Moleong, L.J. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:PT. Remaja Rosdakarya. Nadler, L. 1988. Designing Training Program. Massachuset: Addison-Wesley Publishing Nasution, M. Nur. 2010.Manajemen Perubahan. Jakarta : Ghalia Indonesia Nawawi. H.1995. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gadjah Mada University Ndraha, Talizaduhu.1986. Materi Pokok Pembangunan Masyarakat. Jakarta : Kurnia. ________________.1987. Pembangunan Masyarakat Mempersiapkan Masyarakat Tinggal Landas. Jakarta : Bina Aksara. Kasali, Renald. (2005). Change. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Pasmore, William A. 1994. Creating Strategic Change. New York: John Willey & Sons Inc Porras, dan Robertson, P. J., “Organizational Development: Theory, Practice, and Research,” Handbook of Industrial & Organizational Psychology, ed. ke-2, Vol. 3 (Palo Alto: Consulting Psychologist Press, 1992). Potts, Rebecca and LaMarsh, 2004, Managing for Success, London: Duncan Baird Publishers. Purhantara, Wahyu. (2010). Kepemimpinan Bisnis Indonesia di Era Pasar Bebas.Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, Vol.7, No.1, Hal. 18 – 33, Yogyakarta: UNY Rapar, J.H. 1996. Pengantar Filsafat. Yogyakarta: Kanisius. Riza Budi Darmawan. 2008. Analisis Produk Speedy Telkom Sustain Terhadap Kompetitor (Studi Kasus : Pt. Telekomunikasi Indonesia Semarang). Universitas Gajah Mada. Rochyadi, E. 2008. Model Manajemen Pembaharuan. Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi; Metode Penelitian Survey; LP3ES; Jakarta; 1986 Singh, Ashu. 2013. A Study of Role of McKinsey’s 7S Framework in Achieving Organizational Excellence. Asia-Pasific Institute of Managemet Smith, Jonathan A. (ed.). 2009. Psikologi kualitatif: Panduan praktis metode riset. Terjemahan dari Qualitative Psychology A Practical Guide to Research Method. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Stoner, James A.F., dan R. Edward Freeman, 1989. Management. USA: Prentice-Hall International Editions. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta Terry, G. Rue, Leslie W.1992. Dasar-dasar manajemen. Jakarta: PT. Bumi Aksara Wahyu Purhantara. Organizational Development Based Change Management .Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 6 Nomor 2, November 2009 Waterman, R.H., Jr., Peters, T.J., & Phillips, J.R. (1980).  HYPERLINK "http://tompeters.com/docs/Structure_Is_Not_Organization.pdf" Structure is Not Organization. Business Horizons. Wibowo.(2007). Manajemen Perubahan, Edisi Kedua. Jakarta: Rajagrafindo Persada Williams, Chuck. 2006. Manajemen. Jakarta : Salemba Empat Winardi, J. ( 2003). Entrepreneur & Entrepreneurship. Jakarta: Prenada Media      PAGE \* MERGEFORMAT 23 89G_‘’ĆÄąįāć# $ % ćĒ­„”™”™™”lV@*h[LüPJ\aJfHnH!qŹ ’’’’tH!*hī*ĢPJ\aJfHnH!qŹ ’’’’tH!%hī*Ģhī*ĢB*CJaJnH!phtH!!hī*Ģhī*ĢB*aJnH!phtH!hƒi6hī*Ģ0Jjhī*ĢUhī*Ģhī*Ģhī*Ģ53hī*Ģh[Lü5PJ\aJfHnH!qŹ ’’’’tH!7hī*Ģhl2¾5CJ PJ\aJ fHnH!qŹ ’’’’tH!7hī*Ģhī*Ģ5CJ PJ\aJ fHnH!qŹ ’’’’tH!9G_r‰ā$ % - w ± ² ³ Ī ÅJ÷ķāāāāāā÷÷ŃĘĘŗŗŖŖŖŖ$„Š7$8$H$`„Ša$gdĮń $7$8$H$a$gdĮń $dša$gd[Lü$„Ådš¤x`„Åa$gdČh $da$gdī*Ģ $¤ša$gdī*Ģ$a$gdĮń% , - d e   ° ± u v w „ ° ± ² ³ Ģ Ķ Ī ÄåĖĆ¾Ć¹Ć¹Ć¹Ć­Ć„ž™”{eL0h‹v@hl2¾PJ\aJfHnH!qŹ ’’’’tH!*hV-“PJ\aJfHnH!qŹ ’’’’tH!0h‹v@hV-“PJ\aJfHnH!qŹ ’’’’tH! hV-“5 h,Ć5 h‹v@h[Lühī*Ģhl2¾6hī*Ģh[Lü6mHsH h,Ć6 hQ A6hī*Ģh[Lü63hī*Ģh[Lü5PJ\aJfHnH!qŹ ’’’’tH!3hī*Ģhī*Ģ5PJ\aJfHnH!qŹ ’’’’tH!ÄÅŽż  XYØ©±²ö÷Jpqšłz„&;lm+.Hó67Žōõ[\š›¾źŃ»Ń»Ń²¬²¦²¬²¬²—ŽŽŽ—Ńˆ‚xqqqqq h‹v@hl2¾hŲ=|hl2¾5aJ hų3čaJ h³’aJhH=ģhl2¾aJ hŻXaJh‹v@hl2¾aJ hZBˆaJ hšT=aJhZBˆhZBˆaJ*hCH'PJ\aJfHnH!qŹ ’’’’tH!0h‹v@hl2¾PJ\aJfHnH!qŹ ’’’’tH!*hų3čPJ\aJfHnH!qŹ ’’’’tH!+óż"(6ļććŅŅŅ$$7$8$H$Ifa$gdĮń $7$8$H$a$gdĮń$„Š7$8$H$`„Ša$gdĮń67GMR\KKKK$$7$8$H$Ifa$gdĮń¢kd$$IfT–lÖÖF”’m«0ą+ t Ö0’’’’’’ö6öÖ ’’’Ö ’’’Ö ’’’Ö ’’’4Ö4Ö laöpÖ’’’’’’ytqkMŠTŽ¬³ō\KKK$$7$8$H$Ifa$gdĮń¢kdĪ$$IfT–lÖÖF”’m«0ą+ t Ö0’’’’’’ö6öÖ ’’’Ö ’’’Ö ’’’Ö ’’’4Ö4Ö laöpÖ’’’’’’ytqkMŠTōõ [\KKK$$7$8$H$Ifa$gdĮń¢kdœ$$IfT–lÖÖF”’m«0ą+ t Ö0’’’’’’ö6öÖ ’’’Ö ’’’Ö ’’’Ö ’’’4Ö4Ö laöpÖ’’’’’’ytqkMŠT[\gmrš\KKKK$$7$8$H$Ifa$gdĮń¢kdj$$IfT–lÖÖF”’m«0ą+ t Ö0’’’’’’ö6öÖ ’’’Ö ’’’Ö ’’’Ö ’’’4Ö4Ö laöpÖ’’’’’’ytqkMŠTš›¾ Ÿ ā!k#\H8888$„Š7$8$H$`„Ša$gdĮń$„h„˜ž7$8$H$^„h`„˜ža$gdCH'¢kd8$$IfT–lÖÖF”’m«0ą+ t Ö0’’’’’’ö6öÖ ’’’Ö ’’’Ö ’’’Ö ’’’4Ö4Ö laöpÖ’’’’’’ytqkMŠT¾ĶÜŽņōł ęń ^~ā!ć!ģ!ķ!ī!ō!õ!ł!ś! " "%"&"-"."5"6":";"@"A"J"K"Q"R"["\"_"`"i"j"o"p"x"y"~""…"†"—"˜"œ""¦"§"Æ"°"ø"¹"Ę"Ē"Ó"Ō"Ū"Ü"ö"÷"#### #!#G#śńśńśńśńśńśčāčŪŠĢŪŠČŠČŠĢŪĢŠČŠĢŠĢŠĢŠĢŠĢŠĢŠĢŠĢŠĢŠĢŠĢŠĢŠĢŠĢŠĢŠĢŠŪŠĢŠĢŠĢŠÄŠÄŠÄŠÄŠh+1hdg0hM~hĢQ hĢQ mH sH  hĢQ hĢQ hŻXaJh‹v@hl2¾aJh‹v@h‹{%aJ h‹{%aJMG#H#N#O#\#k#~$$Ü&Ż&Ś'")=)>)Œ))ä)ē).*/*0*>*?*S*Ą+M,Ę,üńüńźŃ»® ™Ń™•™•™•™‘ƒzƒzaD8h’dhb čPJ\aJfHmHnH!qŹ ’’’’sHtH!0h’dhb čPJ\aJfHnH!qŹ ’’’’tH!h’dhb čaJh’dhb č5aJhl2¾h³’hV-“ h‹v@hl2¾h']“h?OJQJ\^Jh']“hl2¾OJQJ^J*hl2¾PJ\aJfHnH!qŹ ’’’’tH!0h‹v@hl2¾PJ\aJfHnH!qŹ ’’’’tH! hĢQ hĢQ hĢQ hĢQ mH sH h+1k#$Ż&")0*?*S*Ą+Ē,.č.9//0k0 1l1ļąļŠÉĮµµµ¢¢¢µ$ & F1„7„åž^„7`„åža$gd³’$ & F0„7„åž^„7`„åža$gd³’ $„Š`„Ša$gdĮń$a$gdĮń¤šgd³’$„„Š^„`„Ša$gdĮń$„Ådh`„Åa$gdĮń$„Š7$8$H$`„Ša$gdĮńĘ,Ē,ę.ē.č.7/8/9/}/~//M0N0j0k0s0t0 1 111k1l1t1u1ė1ģ1ł1ś1]2^2å3ę30414Ü6Ż688-8.8/8I8‰899M9N9š9›9S:T:f;ēŽŲēŽŲēŽŲēŽŅŽēČĀŽēČĀŽēČĀŽēČĀŽēŽĀŽĀŽēŽē²„²•†ŽĀŽ†ŽĀŽ†Žh’dhb čPJaJnH!tH!hh•hb č5PJaJnH!tH!h³’5PJaJnH!tH!h’dhb č5PJaJnH!tH! hb čaJhķühb č6aJ hCH'aJ h³’aJh’dhb čaJ0h’dhb čPJ\aJfHnH!qŹ ’’’’tH!4l1ģ1^2Ż68/8I8g8‰8é8N9T:g;»;ģģąąŌ¼©©ŠŠŠu$ & F"„7„垤<^„7`„åža$gdh•$ & F"„7„åž^„7`„åža$gd³’ $„Å`„Åa$gd³’$ & F „7„åž^„7`„åža$gd³’$ & F Ę°„į„ü^„į`„üa$gd³’ $¤x¤<a$gd÷{o $„Š`„Ša$gdĮń$ & F1„7„åž^„7`„åža$gd³’ f;g;ŗ;»;Ļ;<<„<…<ó<ō<”=“=Ź=>!>Ķ>į>ē>ķ>ņ>ü>ž>?æ@Ó@æAŻACńčńŲńĢńĢńĢń²˜eeeeeee3h’dhb č6PJ\aJfHnH!qŹ ’’’’tH!0h’dhb čPJ\aJfHnH!qŹ ’’’’tH!3hh•hb č5PJ\aJfHnH!qŹ ’’’’tH!3h’dhb č5PJ\aJfHnH!qŹ ’’’’tH!hh•PJaJnH!tH!hh•hb č5PJaJnH!tH!h’dhb čaJh’dhb čPJaJnH!tH!»;Ļ;<†<õ<”=“=Ź=ž>?æ@Ō@æAčÕÕÕĄ¶ ””m”$ & F Ę 7„|ū`„|ūa$gdh•$ & F Ę7„|ū`„|ūa$gdh• $„Š`„Ša$gdĮń$ & F Ę ŠŽ„0ż`„0ża$gdh• $¤<a$gdh•$ & F!„7„垤x^„7`„åža$gdh•$ & F!„7„åž^„7`„åža$gdh•$ & F Ę°„į„Vž^„į`„Vža$gdĮń æAŽACC5DaD†D£DĀDóDōDõDE¢EėŻÉ½ŖŖŖŖŖ¢¢Š| $„Š¤x`„Ša$gdCH'$ & F ĘŠ„„äž^„`„äža$gd÷{o$a$gdCH'$ & F„7„åž^„7`„åža$gd÷{o $„Š`„Ša$gdĮń$ & F ĘŠ„0ż`„0ża$gdh• $„Š¤<`„Ša$gdh•$ & F Ę 7„|ū`„|ūa$gdh• CCC_D`D„D…D”D¢DæDĄDĮDņDóDōDõDįĒ®˜®˜®˜®{˜®eO60h’dhCH'PJ\aJfHnH!qŹ ’’’’tH!*hCH'PJ\aJfHnH!qŹ ’’’’tH!*hb čPJ\aJfHnH!qŹ ’’’’tH!8h’dhb čPJ\aJfHmH nH!qŹ ’’’’sH tH!*h÷{oPJ\aJfHnH!qŹ ’’’’tH!0h’dhb čPJ\aJfHnH!qŹ ’’’’tH!3hh•hb č5PJ\aJfHnH!qŹ ’’’’tH!;hh•hb č5PJ\aJfHmH nH!qŹ ’’’’sH tH!õDEE¢E„E¬EGGG5G HHH I II#IgIįĒ®—}®g—}®—}®gI/®3hM phb č5PJ\aJfHnH!qŹ ’’’’tH!;hM phb č5PJ\aJfHmH nH!qŹ ’’’’sH tH!*hb čPJ\aJfHnH!qŹ ’’’’tH!3h’dhb č6PJ\aJfHnH!qŹ ’’’’tH!-h÷{o6PJ\aJfHnH!qŹ ’’’’tH!0h’dhb čPJ\aJfHnH!qŹ ’’’’tH!3h÷{ohb č5PJ\aJfHnH!qŹ ’’’’tH!;h÷{ohb č5PJ\aJfHmH nH!qŹ ’’’’sH tH!¢E­EG6G HH I#IÆIŌI K0KGLoLŗMŃMóåóå×ɵ©©©©‰$ & F ĘŠ„0ż`„0ża$gdM p $„`„a$gdM p $„Š`„Ša$gdĮń$ & F ĘŠ„0ż`„0ża$gdM p $„Š¤x`„Ša$gdM p $„¤<`„a$gdCH' $„Š¤x`„Ša$gdCH' $„`„a$gd÷{ogIhI­I®IÆI²IÓI KK/KGLKLnLŗMŠMŃMŌMģM揬Ź•{Ź•{Ź•{Ź]C-Ź*hM pPJ\aJfHnH!qŹ ’’’’tH!3hM phb č5PJ\aJfHnH!qŹ ’’’’tH!;hM phb č5PJ\aJfHmH nH!qŹ ’’’’sH tH!3h’dhb č6PJ\aJfHnH!qŹ ’’’’tH!-hM p6PJ\aJfHnH!qŹ ’’’’tH!;h’dhb č6PJ\aJfHmH nH!qŹ ’’’’sH tH!0h’dhb čPJ\aJfHnH!qŹ ’’’’tH!8h’dhb čPJ\aJfHmH nH!qŹ ’’’’sH tH!ŃMģMN?NZNaOtOˆO¢O¹OŽOP±P|Q—QóćŃ½±””””‡±{±{ $„`„a$gdF>$ & F ĘŠ„„䞤x^„`„äža$gd,K×$„7„åž^„7`„åža$gdF> $„Š`„Ša$gdĮń$ & F ĘŠ„0ż`„0ża$gdM p$„7„垤x^„7`„åža$gdM p$„7„åž^„7`„åža$gdM p $„`„a$gdM pģMļMNN?NONZNaOdOtOwOˆOŒO¢O„OøO¹OÉOŽOPźŃźŃ³™ŃƒŃƒŃƒŃƒŃmO5Ń3hF>hb č5PJ\aJfHnH!qŹ ’’’’tH!;hF>hb č5PJ\aJfHmH nH!qŹ ’’’’sH tH!*hb čPJ\aJfHnH!qŹ ’’’’tH!*hF>PJ\aJfHnH!qŹ ’’’’tH!3hM phb č5PJ\aJfHnH!qŹ ’’’’tH!;hM phb č5PJ\aJfHmH nH!qŹ ’’’’sH tH!0h’dhb čPJ\aJfHnH!qŹ ’’’’tH!*hM pPJ\aJfHnH!qŹ ’’’’tH!P¢P°P|QQ–QČRĶRŪR‚S˜S™SäSęSżSTTT?TDTaTfTƒTˆT»TĮTéTīTUčĪµčĪµčĪµ—}µ`µJµJµJµJµJµJµJµ*hF>PJ\aJfHnH!qŹ ’’’’tH!8h’dhb čPJ\aJfHmH nH!qŹ ’’’’sH tH!3hF>hb č5PJ\aJfHnH!qŹ ’’’’tH!;hF>hb č5PJ\aJfHmH nH!qŹ ’’’’sH tH!0h’dhb čPJ\aJfHnH!qŹ ’’’’tH!3h’dhb č6PJ\aJfHnH!qŹ ’’’’tH!-hF>6PJ\aJfHnH!qŹ ’’’’tH!—QČRÜR‚S™SżST?TaTƒT»TéTULUMUeU¾UĖUļUóēŁĘóēēēē¶¶¶¶¶¢óēē$ & F ĘŠ„0ż`„0ża$gdF>$„Å„Wž^„Å`„Wža$gdF>$ & F Ę„0ż`„0ża$gdF> $„Š¤x`„Ša$gdF> $„`„a$gdF> $„Š`„Ša$gdĮńUUKULUMU]UeU¾UĄUŹUĖUĻUīUļUóU V VVV V$V:V;VźŃ»¢„jŃS9ŃS9ŃS9ŃS9ŃS9Ń3h’dhb č6PJ\aJfHnH!qŹ ’’’’tH!-hF>6PJ\aJfHnH!qŹ ’’’’tH!3hF>hb č5PJ\aJfHnH!qŹ ’’’’tH!;hF>hb č5PJ\aJfHmH nH!qŹ ’’’’sH tH!0h’dhF>PJ\aJfHnH!qŹ ’’’’tH!*hb čPJ\aJfHnH!qŹ ’’’’tH!0h’dhb čPJ\aJfHnH!qŹ ’’’’tH!*hF>PJ\aJfHnH!qŹ ’’’’tH!ļU V V;VZV|V–V²VX"XDY»\Ģ`Ž`CdżdˆfóóóóóåŃÅ»¬¬¬»œœœ$„Š¤x¤x`„Ša$gdĮń$„Šdh`„Ša$gdĮń $¤xa$gdF> $„Š`„Ša$gdĮń$ & F ĘŠ„0ż`„0ża$gdF> $„¤x`„a$gdF> $„`„a$gdF>;V?VYVZV]V{V|VV•V–VœV²VWWsWtWXX"XčĪµčĪµčĪµ—}µ`µJµJ@h’dhb č5aJ*hb čPJ\aJfHnH!qŹ ’’’’tH!8h’dhb čPJ\aJfHmH nH!qŹ ’’’’sH tH!3hF>hb č5PJ\aJfHnH!qŹ ’’’’tH!;hF>hb č5PJ\aJfHmH nH!qŹ ’’’’sH tH!0h’dhb čPJ\aJfHnH!qŹ ’’’’tH!3h’dhb č6PJ\aJfHnH!qŹ ’’’’tH!-hF>6PJ\aJfHnH!qŹ ’’’’tH!"X.XDY[H[I[(\)\»\å]ń]=^Y^_^k^§^Ė^Ė`Ģ`Ż`Ž`ĢcCdųdśdżdJf@gVhXišćÖÅćÅćÅć·ć·ć·ć·ć­„ž•ˆ•~•tfXˆh‹v@hb č\aJmHsHh‹v@hb č\aJmHsHh‹v@hb č\aJh‹v@hb č]aJh‹v@hb čaJmHsHh‹v@hb čaJ h‹v@hb čh‹v@hb č5hb čOJQJ^Jh’dhb č6OJQJ^J h’dhb čOJQJ^JmH sH hF>hb čOJQJ^Jh’dhb čOJQJ^Jh’dhb č6OJQJ]^Jˆf@gVhYiyiĮkŅkÕm,ołpƒrÕrņrėshuu“vģŻŻÓĒÓ»»»ĒĒ°Ø°‘ $„Š`„Ša$gdĮń $ & FAa$gd,K×$a$gd,K× $ & FAa$gdĮń $„Š`„Ša$gd,K× $„Š`„Ša$gdĮń $¤xa$gd,K×$ & F6¤x¤xa$gdĮń$ & F6„Lž¤x¤x`„Lža$gd,K×XiYiyiFkkƒk‰kĮkŅkŌmÕm+o,oųpłpqµrŌrÕrķrńrėsöst!t#thuqu{uˆuu’u–uœuu’v“vņvńēŽŌŽŌŽēĶÉĶÅĶɼ¶°¶§–ŒƒŒ|Œr§§§i–`¶hPhb čaJhŖq-hb čaJhPhb č\aJ h,K×\aJh,K×hb čaJh,K×hb č\aJ hb č\aJhģ|'hb č\aJhģ|'hb čaJ h×gŒaJ hb čaJhĢhb čaJh,K×hb č h,Żhb čh,Żhb č6aJh,Żhb čaJh,Żhb č5aJh‹v@hb č5aJmHsH%“vņv wļwśwõxyHzś|}"}+}=}c}m}óčÜčÜčÜóŌŌĆĆĆĆ$$7$8$H$Ifa$gdĮń$a$gdĮń $„Š`„Ša$gdĮń $ & FZa$gdĮń $„Š`„Ša$gdĮńņv w(w4w5w`waw’w“wÄwÅwīwļwłwśwxx$x%xYxZx’x“xĆxÄxõxyy/y0y\y]yiyjy˜y™yČyÉyśyūy1z2zGzHz({†{ł|ś|}}!}"}m}n}v}÷óģóģóģóģóģó÷āģóģóģóģóģóģ÷āģóģóģóģóģóģóģóģóÜĆ¼ó“Ɠ󠙊hb čhb č6B*aJph h(hb čhb čhb č5B*aJph hĮń5hÆ;vhb č5 h‹v@hb č0h‹v@hb čPJ\aJfHnH!qŹ ’’’’tH! hb čaJhģ|'hb č5\ hģ|'hb čhb čhĢhb č\6m}n}w}(~Eq```$$7$8$H$Ifa$gdĮńŽkd$$If–lÖÖF”’]¹ «õĄ $ t Ö0ö6öÖ ’’’Ö ’’’Ö ’’’Ö ’’’4Ö4Ö laöytb čv}w}'~EFNOC€]€ģ€ķ€ī€ō€c‚d‚j‚k‚q‚r‚ō‚ńƒņƒųƒš„ń„ö„÷„©…P†Q†V†W†‡Õ‡Ö‡×‡VotKœLœSœTœ_œˆœ˜œ™œ”œłœņåņįŅņåĀåņįŅņįŅņŅņåņįŅņįŅņåņįŅņåņį¹³©¢į›‘³‘³‹³ƒįhĪdhb č6 hdkÄaJhžthb č5aJ hĮńhb č hA”hb čhA”hb č6] hb čaJhŖq-hb čaJhb čhb č6B*]^Jphhb čhb č6B*aJphhb čhb čhb čB*^Jphhb čhb čB*aJph0EFO9€ķ€q```$$7$8$H$Ifa$gdĮńŽkdÆ$$If–lÖÖF”’]¹ «õĄ $ t Ö0ö6öÖ ’’’Ö ’’’Ö ’’’Ö ’’’4Ö4Ö laöytb čķ€ī€õ€\c‚q```$$7$8$H$Ifa$gdĮńŽkdX$$If–lÖÖF”’]¹ «õĄ $ t Ö0ö6öÖ ’’’Ö ’’’Ö ’’’Ö ’’’4Ö4Ö laöytb čc‚d‚r‚õ‚ńƒq```$$7$8$H$Ifa$gdĮńŽkd$$If–lÖÖF”’]¹ «õĄ $ t Ö0ö6öÖ ’’’Ö ’’’Ö ’’’Ö ’’’4Ö4Ö laöytb čńƒņƒųƒZ„š„q```$$7$8$H$Ifa$gdĮńŽkdŖ$$If–lÖÖF”’]¹ «õĄ $ t Ö0ö6öÖ ’’’Ö ’’’Ö ’’’Ö ’’’4Ö4Ö laöytb čš„ń„÷„Ŗ…P†q```$$7$8$H$Ifa$gdĮńŽkdS$$If–lÖÖF”’]¹ «õĄ $ t Ö0ö6öÖ ’’’Ö ’’’Ö ’’’Ö ’’’4Ö4Ö laöytb čP†Q†W†‡Õ‡q```$$7$8$H$Ifa$gdĮńŽkdü$$If–lÖÖF”’]¹ «õĄ $ t Ö0ö6öÖ ’’’Ö ’’’Ö ’’’Ö ’’’4Ö4Ö laöytb čÕ‡Ö‡×‡Čˆ©ŠŒĮ!Ēģ‘Ü“qi]]]]]]]] $„Š`„Ša$gdĮń$a$gdĮńŽkd„$$If–lÖÖF”’]¹ «õĄ $ t Ö0ö6öÖ ’’’Ö ’’’Ö ’’’Ö ’’’4Ö4Ö laöytb č ܓv•Æ–Ū˜‘šLœTœ_œ™œN«XžŸÉŸv  ”ź”óóóóåŽŅĘ³³     Ę$ & FI„7„åž^„7`„åža$gd,K×$ & FI„Å„åž^„Å`„åža$gd,K× $„Å`„Åa$gdĮń $„^„a$gdĮń¤xgd,K× $„Š¤x`„Ša$gd×gŒ $„Š`„Ša$gdĮńłœ/89KLMNWYŖ«±³:žCžMžWžXžgžŸŸ#Ÿ2Ÿ„ŸŒŸČŸÉŸĪŸŠŸu v { }  ” ”锟”š”“£”£•£££¤£$¤=¤łõłõłõģęÜęõÓÜęõĖõĖÓÄõÓÜęõĖõÓÜęõęÜęõ»ę²Øꟙˆ‚wh0X.hž.ĘmHsH h­@²aJ hb č5aJh‹v@hb č5aJ hOoaJh‚d¤hb čaJhžthb č5aJhõqźhb čaJhBc™hb čaJ hb č6aJh-u>hb č6h-u>hb čaJh-u>hb č6aJ hb čaJhiNhb čaJhb č hiNhb č.ź”š”Q¢µ¢’¢[£”£•£¤£$¤‚¤Æ¤„a„¶„ ¦‘¦ō¦.§y§ńåŅŅŅŅŹĄ°°¤°°°°°°°° $¤x¤xa$gdĮń$„7„Éż^„7`„Éża$gdĮń $¤<a$gdOo$a$gdĮń$ & F]„Å„åž^„Å`„åža$gdOo $„Å`„Åa$gdĮń $„¤x^„a$gdOo=¤j¤¤‚¤Æ¤Ä¤×¤„`„a„‚„œ„µ„¶„Ż„ž„ ¦ ¦5¦f¦‘¦ō¦ §§E§`§x§z§§½§å§ę§ļ§ų§ü§ž§óčäŪÕĖÕż³©³Õ£™£³©³Š³©³~³Õwmwi`Õ`Õh˜+Õhb čaJhb čhµ hb č6] hµ hb čhŅ­hb č6]aJ h00ķaJhŅ­hŲj›aJhŲj›hŲj›6aJ hŲj›aJhŅ­hb č6aJhŅ­hb čaJhŅ­hx°aJ hx°aJhmhb č6aJ hb čaJhb čhb čaJhž.Ęh0X.hž.ĘmHsHh0X.hž.Ę6mHsH#y§z§ę§oØÕØ©c© ŖdŖ¶Ŗl«%¬3­³­ļ­‘®ģ®?ƓÆÕÆ(°}°±T±Ø±ļ±D²”²ļļļļļļļļļļļļļļļļļļļļļļļļļļļ$„7„Éż^„7`„Éża$gdĮńž§7ØhØnØoØ|Ø®ØēØųØ©-©.©H©b©c©|©Ł©’Ŗ«˜«™«å«%¬3¬4¬`¬å¬2­3­I­R­S­\­Ź­Ü­®V®»®Ļ®ė®ž®!Æ?ÆDƒƓƤÆĮÆŌÆõģęāŪŃŪŃŪČę¾ČęČ¾Č¾Čę¾Č“Č“Ø“¾Č¾Č¾ČœČ¾Č¾Čę•ę‹…|Č¾ČhŁ ‰hąU£aJ hąU£0JhómõhąU£0J6 hb č6aJhŅ­hb č6]aJhŅ­hb č6\aJhŅ­hb č\aJhŅ­hb č6aJhŅ­hb čaJhµ hb č6] hµ hb čhb č hb čaJhćNhb čaJhćNhb č6aJ0ŌÆÕÆåÆģÆķÆ°°°°°'°(°}°±±±3±S±T±c±±Ø±æ±Ņ±ī±ļ±’±²C²śņīćÕĪćņīćČæøśØ•ØŒ††uiuŒZJZhŅ­hb č6PJaJmHsHhŅ­hb čPJaJmHsHhŅ­hb č6aJo(hŅ­hb čaJo( hx°6aJ hx°aJhŅ­hb čaJ$hb č6OJQJ]^JaJnH!tH!hb čOJQJ^JaJnH!tH! hµ hb čh$T«hb čaJ h =aJ h =6]hˆ}Ęh =6]mHsHh$YRh =mHsHh =h =mHsH hb čaJC²]²€²«²é²³³³³ ³!³"³A³B³\³u³˜³·³ń³j“l“Ä“ą“.µZµ[µmµµ–µ—µ±µńįńŃĀ·®Øž®Ø®Ø˜Ž˜…{…Øw®ž®Øpfp·YhŅ­hb čaJnH!tH!hµ hb č6] hµ hb čhb čhĮNhb č6aJhĮNhb čaJh8»?»@»B»C»E»F»H»I»K»ńäÜäĢ·ń„ńš‘‹‘š‘‘‹‘‹zvnvjb^b^b^b^h± jh± Uh?Xŗh‹v@hb č5hb č hµ hb čhŅ­hb č6aJ hb čaJhŅ­hb čaJhŅ­hb čPJaJ"h- <hb č6PJ]aJnH!tH!(jhĀ!Jhb č6PJUaJnH!tH!hĀ!Jhb č6PJaJnH!tH!hĀ!Jhb č6jhĀ!Jhb č6Uh- <hb čPJaJnH!tH!#;»<»=»>»?»A»B»D»E»G»H»J»K»h»i»j»k»l»m»n»o»p»q»ėėß×ĻĶĻĶĻĶĻĶČĘĶĶĶĶĶĶĶĶ$a$dšgd.4õ$a$gdĮń $¤x¤xa$gdĮń$„7„Éż¤x¤x^„7`„Éża$gdĮńK»L»c»d»f»g»j»k»v»w»x»÷ó÷ź÷óęóāŽh?XŗhK]„h± hdkÄmHnHuh'g6jh'g6U q»r»s»t»u»v»w»x»÷÷÷ėééį$a$gdĮń $¤š¤ha$gd'g6$a$gd'g621h:pČh°‚. °ĘA!° "° # $ %°°Ä°Ä Ä9 01h:pČh°‚. °ĘA!° "° # $ %°°Ä°Ä P ÄĢ$$If–!vh5Ö†5ÖS5Ö>#v†#vS#v>:V –l t Ö0’’’’’’ö65Ö05Öą5Ö+pÖ’’’’’’ytqkMŠTĢ$$If–!vh5Ö†5ÖS5Ö>#v†#vS#v>:V –l t Ö0’’’’’’ö65Ö05Öą5Ö+pÖ’’’’’’ytqkMŠTĢ$$If–!vh5Ö†5ÖS5Ö>#v†#vS#v>:V –l t Ö0’’’’’’ö65Ö05Öą5Ö+pÖ’’’’’’ytqkMŠTĢ$$If–!vh5Ö†5ÖS5Ö>#v†#vS#v>:V –l t Ö0’’’’’’ö65Ö05Öą5Ö+pÖ’’’’’’ytqkMŠTĢ$$If–!vh5Ö†5ÖS5Ö>#v†#vS#v>:V –l t Ö0’’’’’’ö65Ö05Öą5Ö+pÖ’’’’’’ytqkMŠT§$$If–!vh5ÖÉ5Ö\5Öņ#vÉ#v\#vņ:V –l t Ö0ö65Öõ5ÖĄ 5Ö$ytb č§$$If–!vh5ÖÉ5Ö\5Öņ#vÉ#v\#vņ:V –l t Ö0ö65Öõ5ÖĄ 5Ö$ytb č§$$If–!vh5ÖÉ5Ö\5Öņ#vÉ#v\#vņ:V –l t Ö0ö65Öõ5ÖĄ 5Ö$ytb č§$$If–!vh5ÖÉ5Ö\5Öņ#vÉ#v\#vņ:V –l t Ö0ö65Öõ5ÖĄ 5Ö$ytb č§$$If–!vh5ÖÉ5Ö\5Öņ#vÉ#v\#vņ:V –l t Ö0ö65Öõ5ÖĄ 5Ö$ytb č§$$If–!vh5ÖÉ5Ö\5Öņ#vÉ#v\#vņ:V –l t Ö0ö65Öõ5ÖĄ 5Ö$ytb č§$$If–!vh5ÖÉ5Ö\5Öņ#vÉ#v\#vņ:V –l t Ö0ö65Öõ5ÖĄ 5Ö$ytb č§$$If–!vh5ÖÉ5Ö\5Öņ#vÉ#v\#vņ:V –l t Ö0ö65Öõ5ÖĄ 5Ö$ytb čj ˜žžžžžžžž666666666vvvvvvvvv666666>666666666666666666666666666Ø6666666666ø666666666666hH66666666666666666666666666666666666666666666666666666666666666666°62ĄŠąš 0@P`p€ĄŠąš2(Ųč 0@P`p€ĄŠąš 0@P`p€ĄŠąš 0@P`p€ĄŠąš 0@P`p€ĄŠąš 0@P`p€ĄŠąš 0@P`p€8XųV~ OJPJQJ_HmH!nH!sH!tH!N`ń’N l2¾Normaldh CJOJQJ_HaJmH!sH!tH DA ņ’”D Default Paragraph FontRi@ó’³R 0 Table Normalö4Ö l4Öaö (k ō’Į( 0No List @³@ņ@ l2¾ List Paragraph ^„Šm$Zžoń’Z l2¾Default 7$8$H$%B*CJ^J_HaJmH!phsH!tH!V™ V l2¾0 Balloon TextdšCJOJQJaJmHsHtHRž/ņ’!R l2¾0Balloon Text CharCJOJPJQJ^JaJJ 2J .4õ0HeaderdšĘ”B#aJmHsHtHBž/ņ’AB .4õ0 Header CharCJOJPJQJ^JJ `RJ .4õ0FooterdšĘ”B#aJmHsHtHBž/ņ’aB .4õ0 Footer CharCJOJPJQJ^J6U`ņ’q6 Ų=|0 Hyperlink >*B*ph’T^‚T b č0 Normal (Web)dš¤d¤d[$\$ PJaJtH!Œš³“Œ b č° Table Grid7:VÖ0$a$CJOJPJQJ^JaJtH žoņ’” ąU£st.X`ņ’±. ąU£@Emphasis6]PK!‚Š¼ś[Content_Types].xml¬‘ĖjĆ0E÷…žƒŠ¶Ųrŗ(„ŲĪ¢Iw},Ņä±-j„4 ÉßwģøPŗ-t#bĪ™{U®ć “óTéU^h…d}ćØ«ōūī)»×*1Pƒ'¬ō “^××Wåī0)™¦Též9<“l#¤Ü$yi}å;Ą~@‡ę¶(īŒõÄHœńÄŠuł* D× zƒČ/0ŠĒ° šūł $€˜ X«Ē3aZ¢ŅĀą,°D0j~č3߶Ībćķ~i>ƒŲĶ3æ\`õ?ź/ē[Ų¬¶Géā\Ä!ż-ŪRk.“sžŌ»..—·“aęæ­?’’PK!„Ö§ēĄ6 _rels/.rels„ĻjĆ0 ‡ļ…½ƒŃ}QŅĆ%v/„C/£}į(h"ŪėŪOĒ »„¤ļ÷©=ž®‹łį”ē šŖĆāC?Ėhįv=æ‚É…¤§%[xp†£{Ūµ_¼PŃ£<Ķ1„H¶0•ˆŁO¼R®BdŃÉŅJEŪ4b$§‘q_טžą6LÓõR×7`®ØÉ’³Ć0ĢžOĮÆ,åEn7”Liäb”Ø/ćS½ØeŖŌŠµøłÖż’’PK!ky–ƒŠtheme/theme/themeManager.xml ĢM Ć @į}”wŁ7c»(Eb²Ė®»öCœAĒ ŅŸŪ×åćƒ7Īß՛K Y,œ ŠeĶ.ˆ·š|,§ØŚHÅ,lįĒęéxÉ“ßIČsQ}#Ր…­µŻ Öµ+Õ!ļ,Ż^¹$j=‹GWčÓ÷)āEė+& 8ż’’PK!–µ­ā–Ptheme/theme/theme1.xmlģYOoŪ6æŲw toc'vuŠŲ±›-MÄn‡i‰–ŲP¢@ŅI}Ść€Ćŗa‡Ųm‡a[Ų„ū4Ł:lŠÆ°GR’ÅX^’6ŲŠ­>$łćū’©«×īĒ !)OŚ^żrĶC$ńy@“°ķŻö/­yH*œ˜ń„“½)‘Žµ÷ß»Š×UDb‚`}"×qŪ‹”Jח–¤ĆX^ę)I`nĢEŒ¼Šp)ųčĘli¹V[]Š1M<”ąČŽ©OŠP“ō6rā=Ɖ’zĄgb Ig…ĮuSŁebÖö€OĄ†ä¾ņĆRĮDŪ«™Ÿ·“qu Æg‹˜Z°¶“®o~ŁŗlAp°lxŠpT0­÷­+[}`j×ėõŗ½zAĻ°ļƒ¦V–2ĶF­ŽÉi–@öqžv·Ö¬5\|‰žŹœĢ­N§Óle²X¢dsųµŚjcsŁĮÅ7ēšĪf·»źą ČāWēšż+­Õ†‹7 ˆŃä`­ŚļgŌ Ș³ķJųĄ×j|†‚h(¢K³óD-Šµßć¢ dXŃ©iJĘŲ‡(īāx$(Ö š:Į„;äĖ¹!Ķ I_ŠTµ½S 1£÷źł÷ƞ?EĒž?ųéųįĆć?ZBĪŖmœ„åU/æżģĻĒ£?ž~óņŃÕxYĘ’śĆ'æüüy5Ņg&Ī‹/ŸüöģɋÆ>żż»GšMGeųĘD¢›äķó3Vq%'#q¾ĆÓņŠĶ$”8ĮšKżžŠōĶ)f™w9:ĵąå£ x}rĻx‰‰¢œw¢ŲīrĪ:\TZaGó*™y8IĀjębRĘķc|XÅ»‹Ēæ½I u3KGńnD1÷NIBŅsü€ ķīRźŲu—ś‚K>Vč.EL+M2¤#'šf‹¶i ~™Vé žvl³{u8«Ņz‹ŗHČ Ģ*„ę˜ń:ž(W‘ā˜• ~«ØJČĮTųe\O*štHG½€HYµę–}KNßĮP±*Ż¾Ė¦±‹ŠTŃ¼9/#·ųA7ĀqZ…Š$*c?¢ķqUßån†čwšNŗū%Ž»OÆ·ičˆ4 =3Ś—PŖ ÓäļŹ1£Pm \\9†ųāėĒ‘õ¶āMŲ“Ŗ2aūDł]„;Yt»\ōķƹ[x’ģółē]É}Wr½’|É]”Ļg-“³Ś eW÷ ¶)6-r¼°CSĘjŹČ išd ūDŠ‡A½ĪœIqbJ#xĢźŗƒ 6kąź#Ŗ¢A„Sh°ėž&ŹŒt(QŹ%ģĢp%m‡&]ŁcaSl=XķņĄÆčįü\P1»MhŸ9£Mą¬ĢV®dDAķ×aV×B™[ŻˆfJĆ­P|8Æ քAŪV^…ó¹f ĢH ķn÷ŽÜ-Ę é"į€d>ŅzĻūØnœ”ĒŠ¹ €Ų©š‘>äbµ·–&ūÜĪā¤2»Ęv¹÷ŽÄKyĻ¼¤óöD:²¤œœ,AGmÆÕ\nzČĒiŪƙć¼.uĻ‡YC¾6ģOMf“å3o¶rÅÜ$ØĆ5…µūœĀNH…T[XF64ĢT,ќ¬üĖM0ėE)`#ż5¤XYƒ`ųפ;ŗ®%ć1ńUŁŁ„m;ūš•R>QD ¢ąŲDģcpæUŠ' ®&LEŠ/p¦­m¦Üāœ%]łöŹąģ8fi„³r«S4Ļd 7y\Č`ŽJān•²åĪƊIł R„Ę’3Uō~7+ö€×ø#Æm qØBiDż¾€ĘĮŌˆø‹…i*øL6’9Ō’mĪY&­įĄ§öiˆ…żHE‚=(K&śN!VĻö.K’e„LD•Ä•©{D źøŖ÷vEź¦šdeĄąNʟūžeŠ(ŌMN9ߜRģ½6žéĪĒ&3(åÖaÓŠäö/D¬ŲUķz³<ß{ĖŠč‰Y›ÕČ³˜•¶‚V–öÆ)Ā9·Z[±ę4^nęĀē5†Į¢!Jį¾é?°’Qį3ūeBoØC¾µĮ‡M Ā¢ś’m<.vp““Į¤IYÓf­“¶Z¾Y_p§[š=al-ŁYü}NcĶ™ĖĪÉŋ4vfaĒÖvl”©Į³'S†ĘłAĘ8Ę|Ņ*uā£{ąč-øߟ0%M0Į7%”õ˜<€ä·ĶŅæ’’PK! ѐŸ¶'theme/theme/_rels/themeManager.xml.rels„M Ā0„÷‚wooÓŗ‘&ŻˆŠ­Ō„ä5 6?$Qģķ ®,.‡a¾™i»—Éc2Ž1hŖ:é•qšĮmøģŽ@RN‰Ł;d°`‚Žo7ķg‘K(M&$R(.1˜r'J“œŠŠTł€®8£Vä"£¦AČ»ŠH÷u} ń›|Å$½b{Õ–Pš’³ż8‰g/]žQAsŁ…(¢ĘĢą#›ŖLŹ[ŗŗÄß’’PK-!‚Š¼ś[Content_Types].xmlPK-!„Ö§ēĄ6 +_rels/.relsPK-!ky–ƒŠtheme/theme/themeManager.xmlPK-!–µ­ā–PŃtheme/theme/theme1.xmlPK-! ѐŸ¶'› theme/theme/_rels/themeManager.xml.relsPK]–  x³’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’ ’’’’ ’’’’ ’’’’  ’’³x³.’’’’4.’’’’ +++++++++.% ľG#Ę,f;CõDgIģMPU;V"XXiņvv}łœ=¤ž§ŌÆC²±µ§¹K»x»^`ahikmpqsuvxz{}ŠŒŽ’“•6ō[šk#l1»;æA¢EŃM—QļUˆf“vm}Eķ€c‚ńƒš„P†Õ‡Ü“ź”y§”²;»q»x»_bcdefgjlnortwy|~€‚ƒ„…†‡ˆ‰‹‘”–‘Ćąć±-²K²x³X’€X’•Œ $'.!’•€šš-.šĄbš$Ÿö$½BĮźU"śOĘL’i’’’’’bš$EŅā1jvRDN™ņOłhć’tW’’’’bš$OUo‘³aN„ķžćSIƦ’‚˜’’’’bš$0u„„óĒĀ±!­Š8€m’2’’’’Rš$«$ՊĻ„3 @qv» ¹’{’’’’Rš$Ę7"ęāxå5ėx°ž»ę‹’äĮ’’’’Rš$’ š@AVüG:OÄāŽt’…’’’’Rš$aR”ģYW\”|ģąlś;’|~’’’’Rš$Õ[—I›(·ŅģÄč|Œźŗ’,é’’’’Rš$#ž“yŗ‚fé*AÄ×Čį’T@’’’’Rš$N“ó|*»² pąÜqģÓ@’˜_’’’’Rš$2|&švš€r%Żć’Y’’’’bš$/½,N6B£ßĖ×ö^’+’’’’bš$xŽ†ļo²+ “%·å¶ņ’rZ’’’’bš$żHź źĪäY”Ķ8^˜§˜’1>’’’’bš$ -ŠYĖXœźs‡CĪ‰’>B’’’’# š †ĮÅĮ@ń’’’€€€÷ššš-š0š( š ššB šS šæĖ’ ?ššx³’’_GoBackÜy³Üy³89FGIK^_ir‘ć#%&-!+de{„°±zĶŌuw°³ĢÓļõ£ŖÄĘ+/8?_iżX_زćņö + 2 I J 1 7 p x š ś 1 4 z … & , 1 < l w 0 9   • š +/7:HS’™ół"(.6GMR™¬³ōū [gmr‘›¾É‘šĶŽņōł  ‘šęėńó‘“GL^a~…FKFJFMćģķīōõłś’  %&-.56:;@AJKQR[\_`ijopxy~…†’—˜œ¦§Æ°ø¹ŗĄĘĒÓŌŪÜįźö÷   !+-8=GHNOY\~Š«°«·«²Ü"!=!C!z!!Œ!Ž!!”!ä!ę!ē!ģ!("0">"?"R"]"$#,#æ$Ē$æ%Ę%&¤&æ&Č&ę&ó&*'.'7'C'}'…'Ā'É'( (M(W(j(t(Ć(Å( )))")k)u)Ć)Ģ)ė)ś)]*g*Ć*Ģ*Ć+Ē+å+ė+0,?,Ć,Å,Ć-Ģ-Ć.Ģ.Ü.ä.Ć/Ē/00-0/0H0S0g0q0é0ī011M1N1š1Ø1Ź1Ļ1S2T2f3g3ŗ3Å3Ź3Ļ344„4Œ4Ģ4Ö4ó4’4“5”5“5ŗ5Ź5Ļ566!6'6X6]6Ķ6Ł6į6ē6ķ6ņ6ü6ž677X7[7X8c8æ8Č8Ó8Ż8X9`9æ9É9Ż9é9;;;;;;1;7;5<<<_<a<„<†<”<£<æ<Ā<ņ<ū<===%=^=a=”=¢=„=·=Y>\>???$?-?/?5?C?R?^? @ @@ @M@R@ AAAA#A*AMAOAgAmA­AÆA²A³AÓAŚAIBLB CC C*C/C6CECMCžC D D)DnDuD@EEEŗEĄEÉEŃEŌEŁEėEģEFFF!F>FEFNFOF1G8GaGdGsGwGˆGŒGøGæGČGÉGŽGęGH%HœH¢H°H½HII|II–I”IJJČJĶJŪJęJKK‚KˆK‘K’K˜K™KäKęKżKLLL?LDLaLfLƒLˆL»LĮLÕLŚLéLīLMMKMSM\M]MeMoMĄMĮMŹMĻMīMļMņMóM NNN$N:N?NYN]N{NN•NœN²NøNĪNÖNOOsO|OĪOŲOPP"P%P.P;PļPųP©Q«QĻQÖQ©R°RS SSSS S!S%S&S+S,S3S5SGSISPSQSVSWS[S\SiSƒS‹SŒSSS›SœS”S¢S§SØS­S®S³S“S¼S½SÄSÅSŃSŅSŚSŪSąSįSčSéSņSóSūSüS’STT TTTTT'T)T2T3T?TETITJTSTTTYTZT^T_TcTdTkTqT|T}T…T‹TT’TœT¢T§TØT¬T­T¹T»T•U–UåUéUńUóU=VGVYV[V_VcVkVmV§V®VĖVĪVīVņVīWõWĖXĢXŻXŽXØY«Y¢ZØZ¢[„[ų\ż\Å^É^?_@_XaYaxayaycc‰c‹cĄcĮcveyeŌeÕe+g,g©g­g©h­hųhłhiij j¼jÄjÓjÕjķjņjźkėkökżkll!l#lmmqm{mˆmm’m–mœm£mn n’nšno o(o5o`oao’o“oÄoÅoīoļołośop pp%pYpZp’p“pĆpÄpõpq/q:q\q]qiqnq˜q”qČqÉqśqrrr1r2rGrHrss(s1s†ssttłtśtuu!u+u=uCucunuvuwuv v'v2vwwEwFwNwTwx x9xCx]xcxģxõxy y\yiyz zczkzqzxzōz{ń{ų{| |Z|c|š|÷|} }©}±}~~P~W~Õą€ €Č€Ī€‚‚ƒƒ„„……V…[…t……††‡‡!‡.‡ˆˆĒˆŃˆ‰‰ŠŠŒŒŽŽ‘‘““K”L”S”T”^”_”ˆ”‹””™”””£”%•*•/•:•K•N•Y•c•˜•›•ž•«•±•³•C–M–W–X–g–r–——#—%—2—;—Œ—Ž—Č—É—Ī—Š—u˜v˜{˜}˜ ™ ™%™*™é™ź™ļ™š™%š*šZ›[›“›•›˜›œ›£›¤›jœtœœ‚œƒœ‰œÄœĖœ×œŁœ!%`a‚Œœžµ¶Żįžž ž žž!ž5ž=žfžhž ŸŸEŸMŸ`ŸbŸxŸ€ŸŸšŸ½ŸæŸåŸęŸļŸńŸųŸžŸ7 ; h m n o | ‰ ® ° ē š ų ś ””””-”2”6”;”H”J”b”c”|”‰”Ł”ā” ¢ ¢¢¢’¢ £££˜£¢£Ū£Ž£å£ē£3¤?¤`¤c¤Ś¤Ž¤å¤č¤2„3„I„S„\„^„Ź„Õ„Ų„Ū„Ü„Ž„¦)¦V¦X¦»¦Å¦Ļ¦Ń¦Ö¦Ü¦ė¦ģ¦ž¦§!§#§D§F§’§“§¤§®§Į§Ć§Ō§Õ§ģ§ķ§ ØØØØØ Ø'Ø(Ø©©© ©©©3©5©S©T©c©e©©©æ©É©Ė©Ō©ī©ļ©’©ŖŖ ŖCŖDŖ]ŖdŖ€Ŗ‚ŖŒŖ”ŖéŖėŖ«««"«A«B«\«e«u«w«·«Ę«ń«ō«¬(¬j¬s¬Ä¬Å¬ą¬ķ¬­ ­.­0­Z­[­m­w­­­–­—­±­ŗ­®"®9®:®M®S®h®j®·®¾®Ļ®Ń®å®ę®ł®ū®JÆLÆlÆpƐƚÆ°°,°-°”°•°„°¬°Į°Ć°ó°± ± ±6±E±g±i±¦±§±ć±8²K²N²_²a²o²p²²’²Æ²°²Ē²Ņ²ž² ³³ ³6³?³?³A³A³B³B³D³E³G³H³J³K³j³k³y³89FG^_qrˆ‰įć#%,-vw°³ĶĪÄĘ I J   ņóüż!"'(57FGLMQRŒŽ«¬²³óõ  Z\fglmqr™›½¾  žŸįājk~ÜŻ!!"!/"0">"?"R"S"æ#Ą#Ę$Ē$&&ē&č&8'9'~''((j(k( ) )k)l)ė)ģ)]*^*Ü.Ż.00.0/0H0I0f0g0ˆ0‰0č0é0M1N1S2T2f3g3ŗ3»3Ī3Ļ344…4†4ō4õ4“5”5³5“5É5Ź5ż6ž677¾8æ8Ó8Ō8¾9æ9Ż9Ž9;;4<5<`<a<…<†<¢<£<Į<Ā<ņ<=”=¢=¬=­=??5?6? @ @@@ A#A®AÆAÓAŌA C C/C0CFDGDnDoD¹EŃEėEģEFF>FZF`GaGsGtG‡GˆG”G¢GøGŽGœHH°H±H{I|I–I—IĒJČJŪJÜJK™KüKżKLL>L?L`LaL‚LƒLŗL»LčLéLMMKMeM½M¾MŹMĖMīMļM N NN N:N;NYNZN{N|N•N²NPP!P"PCQDQIS»TĖXĢXŻXŽXB\C\ü\ż\‡^ˆ^?_@_U`V`XaYaxayaĄcĮcŃcŅcŌeÕe+g,gųhłh‚jƒjŌjÕjńjņjźkėkgmhmœmm’n“nńnņn o oīoļołośoōpõpqqGrHrłtśtuu!u"u*u+u§?§’§“§Ō§Õ§'Ø(Ø|Ø}Ø©©S©T©§©Ø©ī©ļ©CŖDŖ“Ŗ”Ŗ««A«B«—«˜«j¬l¬Ä¬Å¬Z­[­–­—­9®:®®®å®ę®oÆpÆ,°-°”°•°Õ°Ö°#±$±¦±§±ć±.²`²a²Æ²°²é²ź²6³?³?³A³A³B³B³D³E³G³H³J³K³j³k³y³ÄÅżż  ./HHM(N(ņ<ō< A AžCžC)D)DŗEŗEÓjŌjS”S”T”T”—”˜”ž•ž•©•©•”›”›•›•›£›£›¤›¤›?³?³A³A³B³B³D³E³G³H³J³K³g³y³]2mˆ–’’’’’’’’’’QNH ræ’’’’’’’’’īEˆ&<ōV’’’’’’’’’Ų§4qŅ’’’’’’’’’8,ė†…4t’’’’’’’’’I $’’’’’’’’’ŲvB¼8’’’’’’’’’³-JÜÉjĒ’’’’’’’’’„d °0bś’’’’’’’’’ 9„ ˆZ–3’’’’’’’’’„P½ Póš’’’’’’’’’©/­ˆ7¬’’’’’’’’’’ö?€§Ä ’’’’’’’’’÷~"BŲ2’’’’’’’’’U8är’’’’’’’’’ģ(m²"X’’’’’’’’’(l ę#ņö’’’’’’’’’MCĘīh’’’’’’’’’Ī\ƒī=¢’’’’’’’’’Ū52|³ō¬’’’’’’’’’ćCŁtś3’’’’’’’’’Ģ  T¶½’’’’’’’’’6S †ALŹ’’’’’’’’’å į :CÄ-’’’’’’’’’2"†ALŹ’’’’’’’’’Va"pJ’’’’’’’’’%2óŠ•’’’’’’’’’'Cū%ą©nb’’’’’’’’’jIÆ&š@śl’’’’’’’’’aA?(L"Œ.’’’’’’’’’$U”(81xŖ’’’’’’’’’P,.Ą›~«’’’’’’’’’ĀU(/’ˆšt’’’’’’’’’Š_k/x™¾Ó’’’’’’’’’‰nA0Xx’Ø’’’’’’’’’EŽ0T\§’’’’’’’’’1=12Ņžģ8’’’’’’’’’&> 7ØnO’’’’’’’’’:ą8ö€°Š’’’’’’’’’ ,9Xaō(’’’’’’’’’dCi9tžf=’’’’’’’’’‰3ž9˜mš’’’’’’’’’@1ė9 ‡d[’’’’’’’’’čs¬;&<ōV’’’’’’’’’ę[=PÄØa’’’’’’’’’ęa=ś’’’’’’’’’Ī#>Xꄳ’’’’’’’’’~p>ņŪ›’’’’’’’’’k>:&¶‹’’’’’’’’’””AdѤī’’’’’’’’’sG"Bˆļر’’’’’’’’’ zĻDŠ1FÉ’’’’’’’’’:=FČĪ6’’’’’’’’’2 öF”><’’’’’’’’’‚)śFņ†„’’’’’’’’’Mm[IČ¹Ü’’’’’’’’’ møIāivķ’’’’’’’’’õ}GL^排’’’’’’’’§{‰O ˆ2’’’’’’’’’JP¼s ¬’’’’’’’’’fyP Kæ’’’’’’’’’˜ [ST\§’’’’’’’’’•iæTDh‹’’’’’’’’’2t¼X†ßp ’’’’’’’’’.°Yf¢Y’’’’’’’’’+ōYBtųČ’’’’’’’’’€dŅZøq~ß’’’’’’’’’Źu0\fŲŒC’’’’’’’’’žY8^¼”°s’’’’’’’’’›H_%’<’’’’’’’’’L!_~ļŚń’’’’’’’’’Č\b4Ź;’’’’’’’’’{"bʶm’’’’’’’’’€F°bؾö ’’’’’’’’’1)ŪbŅēžY’’’’’’’’’C ™d6Uxś’’’’’’’’’C$fä*<~’’’’’’’’’cBĪf¼Ł’’’’’’’’’&k@Čt’’’’’’’’’ü;o6¹ŽĄ’’’’’’’’’šRHpč—~Ä’’’’’’’’’:mGr’’’’’’’’’Õl!tŠjJČ’’’’’’’’’NOtĘ|Ā’’’’’’’’’«lŁtR&=’’’’’’’’’aQ„wl"¢_’’’’’’’’’‘jģw< Če’’’’’’’’’œR{xp0Xł’’’’’’’’’›{zT\§’’’’’’’’’IŽ{ŹŃ(ˆ’’’’’’’’’Ž,Ó~ŅēžY’’’’’’’’’ŌOĪ`šZ’’’’’’’’’h„p„˜žĘp^„p`„˜ž^J.„@ „˜žĘ@ ^„@ `„˜ž^J.„Ä „˜žĘÄ ^„Ä `„˜ž^J.„ą„˜žĘą^„ą`„˜ž^J.„°„˜žĘ°^„°`„˜ž^J.„€„L’Ę€^„€`„L’^J.„P„˜žĘP^„P`„˜ž^J.„ „˜žĘ ^„ `„˜ž^J.„š„L’Ęš^„š`„L’^J.„Š„˜žĘŠ^„Š`„˜ž5^J.h!„Š„˜ž^„Š`„˜žCJOJQJ^JaJo(‡hˆH.h „ „˜ž^„ `„˜ž‡hˆH.’h „p„L’^„p`„L’‡hˆH.h „@ „˜ž^„@ `„˜ž‡hˆH.h „„˜ž^„`„˜ž‡hˆH.’h „ą„L’^„ą`„L’‡hˆH.h „°„˜ž^„°`„˜ž‡hˆH.h „€„˜ž^„€`„˜ž‡hˆH.’h „P„L’^„P`„L’‡hˆH.h „Š„˜ž^„Š`„˜ž‡hˆH.„„0ż^„`„0żo()’h „p„L’^„p`„L’‡hˆH.h „@ „˜ž^„@ `„˜ž‡hˆH.h „„˜ž^„`„˜ž‡hˆH.’h „ą„L’^„ą`„L’‡hˆH.h „°„˜ž^„°`„˜ž‡hˆH.h „€„˜ž^„€`„˜ž‡hˆH.’h „P„L’^„P`„L’‡hˆH.„p„˜ž^„p`„˜ž)„@ „˜ž^„@ `„˜ž.‚„„L’^„`„L’.€„ą„˜ž^„ą`„˜ž.€„°„˜ž^„°`„˜ž.‚„€„L’^„€`„L’.€„P„˜ž^„P`„˜ž.€„ „˜ž^„ `„˜ž.‚„š„L’^„š`„L’.„Š„˜ž^„Š`„˜ž.€„ „˜ž^„ `„˜ž.‚„p„L’^„p`„L’.€„@ „˜ž^„@ `„˜ž.€„„˜ž^„`„˜ž.‚„ą„L’^„ą`„L’.€„°„˜ž^„°`„˜ž.€„€„˜ž^„€`„˜ž.‚„P„L’^„P`„L’.„@ „˜ž^„@ `„˜ž.„„˜ž^„`„˜žo(.„„ü^„`„üo(.€„°„˜ž^„°`„˜ž.€„€„˜ž^„€`„˜ž.‚„P„L’^„P`„L’.€„ „˜ž^„ `„˜ž.€„š„˜ž^„š`„˜ž.‚„Ą!„L’^„Ą!`„L’.h$„Ų „˜ž^„Ų `„˜ž5CJOJQJ^JaJo(‡hˆH.h „Ø „˜ž^„Ø `„˜ž‡hˆH.’h „x„L’^„x`„L’‡hˆH.h „H„˜ž^„H`„˜ž‡hˆH.h „„˜ž^„`„˜ž‡hˆH.’h „č„L’^„č`„L’‡hˆH.h „ø„˜ž^„ø`„˜ž‡hˆH.h „ˆ„˜ž^„ˆ`„˜ž‡hˆH.’h „X „L’^„X `„L’‡hˆH.„ō „˜ž^„ō `„˜ž.€„Ä„˜ž^„Ä`„˜ž.‚„”„L’^„”`„L’.€„d„˜ž^„d`„˜ž.€„4„˜ž^„4`„˜ž.‚„„L’^„`„L’.€„Ō„˜ž^„Ō`„˜ž.€„¤„˜ž^„¤`„˜ž.‚„t"„L’^„t"`„L’.„h„˜ž^„h`„˜žo(„h„˜ž^„h`„˜žo(.„Š„0ż^„Š`„0żo(..„Š„0ż^„Š`„0żo(... „8„Čū^„8`„Čūo( .... „8„Čū^„8`„Čūo( ..... „ „`ś^„ `„`śo( ...... „ „`ś^„ `„`śo(....... „„ųų^„`„ųųo(........„„ü^„`„üo(.€„ „˜ž^„ `„˜ž.‚„p„L’^„p`„L’.€„@ „˜ž^„@ `„˜ž.€„„˜ž^„`„˜ž.‚„ą„L’^„ą`„L’.€„°„˜ž^„°`„˜ž.€„€„˜ž^„€`„˜ž.‚„P„L’^„P`„L’.„p„˜ž^„p`„˜ž.€„@ „˜ž^„@ `„˜ž.‚„„L’^„`„L’.€„ą„˜ž^„ą`„˜ž.€„°„˜ž^„°`„˜ž.‚„€„L’^„€`„L’.€„P„˜ž^„P`„˜ž.€„ „˜ž^„ `„˜ž.‚„š„L’^„š`„L’.„„„˜žĘ„^„„`„˜žOJPJQJ^J.€„T„˜žĘT^„T`„˜ž.‚„$ „L’Ę$ ^„$ `„L’.€„ō „˜žĘō ^„ō `„˜ž.€„Ä„˜žĘÄ^„Ä`„˜ž.‚„”„L’Ę”^„”`„L’.€„d„˜žĘd^„d`„˜ž.€„4„˜žĘ4^„4`„˜ž.‚„„L’Ę^„`„L’.„Š„˜žĘŠ^„Š`„˜ž.€„ „˜žĘ ^„ `„˜ž.€„p„˜žĘp^„p`„˜ž.€„@ „˜žĘ@ ^„@ `„˜ž.€„„˜žĘ^„`„˜ž.€„ą„˜žĘą^„ą`„˜ž.€„°„˜žĘ°^„°`„˜ž.€„€„˜žĘ€^„€`„˜ž.€„P„˜žĘP^„P`„˜ž. „Š„˜ž^„Š`„˜žOJQJo(·š€„ „˜ž^„ `„˜žOJQJ^Jo(o€ „p„˜ž^„p`„˜žOJQJo(§š€ „@ „˜ž^„@ `„˜žOJQJo(·š€„„˜ž^„`„˜žOJQJ^Jo(o€ „ą„˜ž^„ą`„˜žOJQJo(§š€ „°„˜ž^„°`„˜žOJQJo(·š€„€„˜ž^„€`„˜žOJQJ^Jo(o€ „P„˜ž^„P`„˜žOJQJo(§š„H„ ž^„H`„ žo(.€„ „˜ž^„ `„˜ž.‚„p„L’^„p`„L’.€„@ „˜ž^„@ `„˜ž.€„„˜ž^„`„˜ž.‚„ą„L’^„ą`„L’.€„°„˜ž^„°`„˜ž.€„€„˜ž^„€`„˜ž.‚„P„L’^„P`„L’.„Š„˜ž^„Š`„˜ž.€„ „˜ž^„ `„˜ž.‚„p„L’^„p`„L’.€„@ „˜ž^„@ `„˜ž.€„„˜ž^„`„˜ž.‚„ą„L’^„ą`„L’.€„°„˜ž^„°`„˜ž.€„€„˜ž^„€`„˜ž.‚„P„L’^„P`„L’.h„p„˜ž^„p`„˜žOJQJo(‡hˆH·šh„@ „˜ž^„@ `„˜žOJQJ^Jo(‡hˆHoh„„˜ž^„`„˜žOJQJo(‡hˆH§šh„ą„˜ž^„ą`„˜žOJQJo(‡hˆH·šh„°„˜ž^„°`„˜žOJQJ^Jo(‡hˆHoh„€„˜ž^„€`„˜žOJQJo(‡hˆH§šh„P„˜ž^„P`„˜žOJQJo(‡hˆH·šh„ „˜ž^„ `„˜žOJQJ^Jo(‡hˆHoh„š„˜ž^„š`„˜žOJQJo(‡hˆH§š„Š„˜žĘŠ^„Š`„˜ž.€„ „˜žĘ ^„ `„˜ž.€„p„˜žĘp^„p`„˜ž.€„@ „˜žĘ@ ^„@ `„˜ž.€„„˜žĘ^„`„˜ž.€„ą„˜žĘą^„ą`„˜ž.€„°„˜žĘ°^„°`„˜ž.€„€„˜žĘ€^„€`„˜ž.€„P„˜žĘP^„P`„˜ž.h„ „˜ž^„ `„˜žOJQJo(‡hˆH·šh„p„˜ž^„p`„˜žOJQJ^Jo(‡hˆHoh„@ „˜ž^„@ `„˜žOJQJo(‡hˆH§šh„„˜ž^„`„˜žOJQJo(‡hˆH·šh„ą„˜ž^„ą`„˜žOJQJ^Jo(‡hˆHoh„°„˜ž^„°`„˜žOJQJo(‡hˆH§šh„€„˜ž^„€`„˜žOJQJo(‡hˆH·šh„P„˜ž^„P`„˜žOJQJ^Jo(‡hˆHoh„ „˜ž^„ `„˜žOJQJo(‡hˆH§š„Š„˜žĘŠ^„Š`„˜ž.€„ „˜žĘ ^„ `„˜ž.€„p„˜žĘp^„p`„˜ž.€„@ „˜žĘ@ ^„@ `„˜ž.€„„˜žĘ^„`„˜ž.€„ą„˜žĘą^„ą`„˜ž.€„°„˜žĘ°^„°`„˜ž.€„€„˜žĘ€^„€`„˜ž.€„P„˜žĘP^„P`„˜ž.„Š„˜ž^„Š`„˜ž.€„ „˜ž^„ `„˜ž.‚„p„L’^„p`„L’.€„@ „˜ž^„@ `„˜ž.€„„˜ž^„`„˜ž.‚„ą„L’^„ą`„L’.€„°„˜ž^„°`„˜ž.€„€„˜ž^„€`„˜ž.‚„P„L’^„P`„L’.h„„˜ž^„`„˜žOJQJo(‡hˆH·šh„ׄ˜ž^„×`„˜žOJQJ^Jo(‡hˆHoh„§ „˜ž^„§ `„˜žOJQJo(‡hˆH§šh„w „˜ž^„w `„˜žOJQJo(‡hˆH·šh„G„˜ž^„G`„˜žOJQJ^Jo(‡hˆHoh„„˜ž^„`„˜žOJQJo(‡hˆH§šh„ē„˜ž^„ē`„˜žOJQJo(‡hˆH·šh„·„˜ž^„·`„˜žOJQJ^Jo(‡hˆHoh„‡„˜ž^„‡`„˜žOJQJo(‡hˆH§šh!„Ų „˜ž^„Ų `„˜žCJOJQJ^JaJo(‡hˆH.h „Ø „˜ž^„Ø `„˜ž‡hˆH.’h „x„L’^„x`„L’‡hˆH.h „H„˜ž^„H`„˜ž‡hˆH.h „„˜ž^„`„˜ž‡hˆH.’h „č„L’^„č`„L’‡hˆH.h „ø„˜ž^„ø`„˜ž‡hˆH.h „ˆ„˜ž^„ˆ`„˜ž‡hˆH.’h „X „L’^„X `„L’‡hˆH.„ „˜ž^„ `„˜ž.€„p„˜ž^„p`„˜ž.‚„@ „L’^„@ `„L’.€„„˜ž^„`„˜ž.€„ą„˜ž^„ą`„˜ž.‚„°„L’^„°`„L’.€„€„˜ž^„€`„˜ž.€„P„˜ž^„P`„˜ž.‚„ „L’^„ `„L’.h!„Ų „˜ž^„Ų `„˜žCJOJQJ^JaJo(‡hˆH.h „Ø „˜ž^„Ø `„˜ž‡hˆH.’h „x„L’^„x`„L’‡hˆH.h „H„˜ž^„H`„˜ž‡hˆH.h „„˜ž^„`„˜ž‡hˆH.’h „č„L’^„č`„L’‡hˆH.h „ø„˜ž^„ø`„˜ž‡hˆH.h „ˆ„˜ž^„ˆ`„˜ž‡hˆH.’h „X „L’^„X `„L’‡hˆH.h „€„˜ž^„€`„˜ž‡hˆH.h „P„˜ž^„P`„˜ž‡hˆH.’h „ „L’^„ `„L’‡hˆH.h „š„˜ž^„š`„˜ž‡hˆH.h „Ą!„˜ž^„Ą!`„˜ž‡hˆH.’h „$„L’^„$`„L’‡hˆH.h „`'„˜ž^„`'`„˜ž‡hˆH.h „0*„˜ž^„0*`„˜ž‡hˆH.’h „-„L’^„-`„L’‡hˆH.h„h„˜ž^„h`„˜žCJaJ‡hˆH.h„8„˜ž^„8`„˜žCJaJ‡hˆH.’h „„L’^„`„L’‡hˆH.h „Ų „˜ž^„Ų `„˜ž‡hˆH.h „Ø „˜ž^„Ø `„˜ž‡hˆH.’h „x„L’^„x`„L’‡hˆH.h „H„˜ž^„H`„˜ž‡hˆH.h „„˜ž^„`„˜ž‡hˆH.’h „č„L’^„č`„L’‡hˆH.„p„˜ž^„p`„˜ž.€„@ „˜ž^„@ `„˜ž.„„L’^„`„L’.€„ą„˜ž^„ą`„˜ž.€„°„˜ž^„°`„˜ž.‚„€„L’^„€`„L’.€„P„˜ž^„P`„˜ž.€„ „˜ž^„ `„˜ž.‚„š„L’^„š`„L’.„Š„˜žĘŠ^„Š`„˜ž.€„ „˜žĘ ^„ `„˜ž.€„p„˜žĘp^„p`„˜ž.€„@ „˜žĘ@ ^„@ `„˜ž.€„„˜žĘ^„`„˜ž.€„ą„˜žĘą^„ą`„˜ž.€„°„˜žĘ°^„°`„˜ž.€„€„˜žĘ€^„€`„˜ž.€„P„˜žĘP^„P`„˜ž.„ „˜ž^„ `„˜ž.„p„˜ž^„p`„˜ž.‚„@ „L’^„@ `„L’.€„„˜ž^„`„˜ž.€„ą„˜ž^„ą`„˜ž.‚„°„L’^„°`„L’.€„€„˜ž^„€`„˜ž.€„P„˜ž^„P`„˜ž.‚„ „L’^„ `„L’.„ „˜ž^„ `„˜ž.€„p„˜ž^„p`„˜ž.„@ „L’^„@ `„L’.€„„˜ž^„`„˜ž.€„ą„˜ž^„ą`„˜ž.‚„°„L’^„°`„L’.€„€„˜ž^„€`„˜ž.€„P„˜ž^„P`„˜ž.‚„ „L’^„ `„L’.„8„˜ž^„8`„˜žo(.€„„˜ž^„`„˜ž.‚„Ų „L’^„Ų `„L’.€„Ø „˜ž^„Ø `„˜ž.€„x„˜ž^„x`„˜ž.‚„H„L’^„H`„L’.€„„˜ž^„`„˜ž.€„č„˜ž^„č`„˜ž.‚„ø„L’^„ø`„L’. „Š„˜ž^„Š`„˜žOJQJo(·š€„ „˜ž^„ `„˜žOJQJ^Jo(o€ „p„˜ž^„p`„˜žOJQJo(§š€ „@ „˜ž^„@ `„˜žOJQJo(·š€„„˜ž^„`„˜žOJQJ^Jo(o€ „ą„˜ž^„ą`„˜žOJQJo(§š€ „°„˜ž^„°`„˜žOJQJo(·š€„€„˜ž^„€`„˜žOJQJ^Jo(o€ „P„˜ž^„P`„˜žOJQJo(§š„ „˜ž^„ `„˜ž.€„p„˜ž^„p`„˜ž.‚„@ „L’^„@ `„L’.€„„˜ž^„`„˜ž.€„ą„˜ž^„ą`„˜ž.‚„°„L’^„°`„L’.€„€„˜ž^„€`„˜ž.€„P„˜ž^„P`„˜ž.‚„ „L’^„ `„L’.„Š„˜žĘŠ^„Š`„˜ž.„ „˜žĘ ^„ `„˜ž.€„p„˜žĘp^„p`„˜ž.€„@ „˜žĘ@ ^„@ `„˜ž.€„„˜žĘ^„`„˜ž.€„ą„˜žĘą^„ą`„˜ž.€„°„˜žĘ°^„°`„˜ž.€„€„˜žĘ€^„€`„˜ž.€„P„˜žĘP^„P`„˜ž. „p„˜ž^„p`„˜ž6B*ph’.€„@ „˜ž^„@ `„˜ž.‚„„L’^„`„L’.€„ą„˜ž^„ą`„˜ž.€„°„˜ž^„°`„˜ž.‚„€„L’^„€`„L’.€„P„˜ž^„P`„˜ž.€„ „˜ž^„ `„˜ž.‚„š„L’^„š`„L’. „ „˜ž^„ `„˜žOJQJo(·š„p„˜ž^„p`„˜žOJPJQJ^Jo(" € „@ „˜ž^„@ `„˜žOJQJo(§š€ „„˜ž^„`„˜žOJQJo(·š€„ą„˜ž^„ą`„˜žOJQJ^Jo(o€ „°„˜ž^„°`„˜žOJQJo(§š€ „€„˜ž^„€`„˜žOJQJo(·š€„P„˜ž^„P`„˜žOJQJ^Jo(o€ „ „˜ž^„ `„˜žOJQJo(§š„ „˜ž^„ `„˜ž.€„p„˜ž^„p`„˜ž.„@ „L’^„@ `„L’.€„„˜ž^„`„˜ž.€„ą„˜ž^„ą`„˜ž.‚„°„L’^„°`„L’.€„€„˜ž^„€`„˜ž.€„P„˜ž^„P`„˜ž.‚„ „L’^„ `„L’.\ „Ä„˜žĘÄ^„Ä`„˜ž^Jo()€\ „ „˜ž^„ `„˜ž^J.‚\ „p„L’^„p`„L’^J.€\ „@ „˜ž^„@ `„˜ž^J.€\ „„˜ž^„`„˜ž^J.‚\ „ą„L’^„ą`„L’^J.€\ „°„˜ž^„°`„˜ž^J.€\ „€„˜ž^„€`„˜ž^J.‚\ „P„L’^„P`„L’^J.„Ö„˜ž^„Ö`„˜žo(.€„¦„˜ž^„¦`„˜ž.‚„v „L’^„v `„L’.€„F„˜ž^„F`„˜ž.€„„˜ž^„`„˜ž.‚„ę„L’^„ę`„L’.€„¶„˜ž^„¶`„˜ž.€„†„˜ž^„†`„˜ž.‚„V„L’^„V`„L’.„Š„˜žĘŠ^„Š`„˜ž.„ „˜žĘ ^„ `„˜ž.€„p„˜žĘp^„p`„˜ž.€„@ „˜žĘ@ ^„@ `„˜ž.€„„˜žĘ^„`„˜ž.€„ą„˜žĘą^„ą`„˜ž.€„°„˜žĘ°^„°`„˜ž.€„€„˜žĘ€^„€`„˜ž.€„P„˜žĘP^„P`„˜ž. „Š„˜žĘŠ^„Š`„˜ž.€„ „˜žĘ ^„ `„˜ž.€„p„˜žĘp^„p`„˜ž.€„@ „˜žĘ@ ^„@ `„˜ž.€„„˜žĘ^„`„˜ž.€„ą„˜žĘą^„ą`„˜ž.€„°„˜žĘ°^„°`„˜ž.€„€„˜žĘ€^„€`„˜ž.€„P„˜žĘP^„P`„˜ž.h „ „˜ž^„ `„˜ž‡hˆH.h „p„˜ž^„p`„˜ž‡hˆH.’h „@ „L’^„@ `„L’‡hˆH.h „„˜ž^„`„˜ž‡hˆH.h „ą„˜ž^„ą`„˜ž‡hˆH.’h „°„L’^„°`„L’‡hˆH.h „€„˜ž^„€`„˜ž‡hˆH.h „P„˜ž^„P`„˜ž‡hˆH.’h „ „L’^„ `„L’‡hˆH.h „Š„˜ž^„Š`„˜ž‡hˆH.„„0ż^„`„0żo()’h „p„L’^„p`„L’‡hˆH.h „@ „˜ž^„@ `„˜ž‡hˆH.h „„˜ž^„`„˜ž‡hˆH.’h „ą„L’^„ą`„L’‡hˆH.h „°„˜ž^„°`„˜ž‡hˆH.h „€„˜ž^„€`„˜ž‡hˆH.’h „P„L’^„P`„L’‡hˆH.h „Š„˜ž^„Š`„˜ž‡hˆH.h „ „˜ž^„ `„˜ž‡hˆH.’h „p„L’^„p`„L’‡hˆH.h „@ „˜ž^„@ `„˜ž‡hˆH.h „„˜ž^„`„˜ž‡hˆH.’h „ą„L’^„ą`„L’‡hˆH.h „°„˜ž^„°`„˜ž‡hˆH.h „€„˜ž^„€`„˜ž‡hˆH.’h „P„L’^„P`„L’‡hˆH.„Š„˜ž^„Š`„˜ž5.€„ „˜ž^„ `„˜ž.‚„p„L’^„p`„L’.€„@ „˜ž^„@ `„˜ž.€„„˜ž^„`„˜ž.‚„ą„L’^„ą`„L’.€„°„˜ž^„°`„˜ž.€„€„˜ž^„€`„˜ž.‚„P„L’^„P`„L’.„Š„˜ž^„Š`„˜žo(.€„ „˜ž^„ `„˜ž.‚„p„L’^„p`„L’.€„@ „˜ž^„@ `„˜ž.€„„˜ž^„`„˜ž.‚„ą„L’^„ą`„L’.€„°„˜ž^„°`„˜ž.€„€„˜ž^„€`„˜ž.‚„P„L’^„P`„L’. „Š„˜žĘŠ^„Š`„˜ž.€„ „˜žĘ ^„ `„˜ž.€„p„˜žĘp^„p`„˜ž.€„@ „˜žĘ@ ^„@ `„˜ž.€„„˜žĘ^„`„˜ž.€„ą„˜žĘą^„ą`„˜ž.€„°„˜žĘ°^„°`„˜ž.€„€„˜žĘ€^„€`„˜ž.€„P„˜žĘP^„P`„˜ž.h „Š„˜ž^„Š`„˜ž‡hˆH.h „ „˜ž^„ `„˜ž‡hˆH.’h „p„L’^„p`„L’‡hˆH.h „@ „˜ž^„@ `„˜ž‡hˆH.h „„˜ž^„`„˜ž‡hˆH.’h „ą„L’^„ą`„L’‡hˆH.h „°„˜ž^„°`„˜ž‡hˆH.h „€„˜ž^„€`„˜ž‡hˆH.’h „P„L’^„P`„L’‡hˆH.„„˜ž^„`„˜žo(.€„Ų „˜ž^„Ų `„˜ž.‚„Ø „L’^„Ø `„L’.€„x„˜ž^„x`„˜ž.€„H„˜ž^„H`„˜ž.‚„„L’^„`„L’.€„č„˜ž^„č`„˜ž.€„ø„˜ž^„ø`„˜ž.‚„ˆ„L’^„ˆ`„L’.h„I„˜žĘI^„I`„˜ž^J.€h„„˜žĘ^„`„˜ž^J.‚h„é „L’Ęé ^„é `„L’^J.€h„¹ „˜žĘ¹ ^„¹ `„˜ž^J.€h„‰„˜žĘ‰^„‰`„˜ž^J.‚h„Y„L’ĘY^„Y`„L’^J.€h„)„˜žĘ)^„)`„˜ž^J.€h„ł„˜žĘł^„ł`„˜ž^J.‚h„É„L’ĘÉ^„É`„L’^J.„Š„˜ž^„Š`„˜žo(.„%„ü^„%`„üo(.‚„p„L’^„p`„L’.€„@ „˜ž^„@ `„˜ž.€„„˜ž^„`„˜ž.‚„ą„L’^„ą`„L’.€„°„˜ž^„°`„˜ž.€„€„˜ž^„€`„˜ž.‚„P„L’^„P`„L’.„ „˜ž^„ `„˜ž.„p„˜ž^„p`„˜ž.‚„@ „L’^„@ `„L’.€„„˜ž^„`„˜ž.€„ą„˜ž^„ą`„˜ž.‚„°„L’^„°`„L’.€„€„˜ž^„€`„˜ž.€„P„˜ž^„P`„˜ž.‚„ „L’^„ `„L’.„ „˜ž^„ `„˜ž)„p„˜ž^„p`„˜ž.‚„@ „L’^„@ `„L’.€„„˜ž^„`„˜ž.€„ą„˜ž^„ą`„˜ž.‚„°„L’^„°`„L’.€„€„˜ž^„€`„˜ž.€„P„˜ž^„P`„˜ž.‚„ „L’^„ `„L’.„Ö„˜ž^„Ö`„˜žo(.€„¦„˜ž^„¦`„˜ž.‚„v „L’^„v `„L’.€„F„˜ž^„F`„˜ž.€„„˜ž^„`„˜ž.‚„ę„L’^„ę`„L’.€„¶„˜ž^„¶`„˜ž.€„†„˜ž^„†`„˜ž.‚„V„L’^„V`„L’.„p„˜ž^„p`„˜ž)„@ „˜ž^„@ `„˜ž.‚„„L’^„`„L’.€„ą„˜ž^„ą`„˜ž.€„°„˜ž^„°`„˜ž.‚„€„L’^„€`„L’.€„P„˜ž^„P`„˜ž.€„ „˜ž^„ `„˜ž.‚„š„L’^„š`„L’.„ „˜ž^„ `„˜ž.€„p„˜ž^„p`„˜ž.„@ „L’^„@ `„L’.€„„˜ž^„`„˜ž.€„ą„˜ž^„ą`„˜ž.‚„°„L’^„°`„L’.€„€„˜ž^„€`„˜ž.€„P„˜ž^„P`„˜ž.‚„ „L’^„ `„L’.h „Ų „˜ž^„Ų `„˜ž5‡hˆH.h „Ø „˜ž^„Ø `„˜ž‡hˆH.’h „x„L’^„x`„L’‡hˆH.h „H„˜ž^„H`„˜ž‡hˆH.h „„˜ž^„`„˜ž‡hˆH.’h „č„L’^„č`„L’‡hˆH.h „ø„˜ž^„ø`„˜ž‡hˆH.h „ˆ„˜ž^„ˆ`„˜ž‡hˆH.’h „X „L’^„X `„L’‡hˆH.„Š„˜žĘŠ^„Š`„˜ž.€„ „˜žĘ ^„ `„˜ž.€„p„˜žĘp^„p`„˜ž.€„@ „˜žĘ@ ^„@ `„˜ž.€„„˜žĘ^„`„˜ž.€„ą„˜žĘą^„ą`„˜ž.€„°„˜žĘ°^„°`„˜ž.€„€„˜žĘ€^„€`„˜ž.€„P„˜žĘP^„P`„˜ž.h „ „˜ž^„ `„˜ž‡hˆH.h „p„˜ž^„p`„˜ž‡hˆH.’h „@ „L’^„@ `„L’‡hˆH.h „„˜ž^„`„˜ž‡hˆH.h „ą„˜ž^„ą`„˜ž‡hˆH.’h „°„L’^„°`„L’‡hˆH.h „€„˜ž^„€`„˜ž‡hˆH.h „P„˜ž^„P`„˜ž‡hˆH.’h „ „L’^„ `„L’‡hˆH.Š!„8„˜ž^„8`„˜žCJOJQJ^JaJo(‡hˆH.Š „ „˜ž^„ `„˜ž‡hˆH.’Š „p„L’^„p`„L’‡hˆH.Š „@ „˜ž^„@ `„˜ž‡hˆH.Š „„˜ž^„`„˜ž‡hˆH.’Š „ą„L’^„ą`„L’‡hˆH.Š „°„˜ž^„°`„˜ž‡hˆH.Š „€„˜ž^„€`„˜ž‡hˆH.’Š „P„L’^„P`„L’‡hˆH. „p„˜ž^„p`„˜ž6B*ph’.€„@ „˜ž^„@ `„˜ž.‚„„L’^„`„L’.€„ą„˜ž^„ą`„˜ž.€„°„˜ž^„°`„˜ž.‚„€„L’^„€`„L’.€„P„˜ž^„P`„˜ž.€„ „˜ž^„ `„˜ž.‚„š„L’^„š`„L’.„Š„˜žĘŠ^„Š`„˜ž.€„ „˜žĘ ^„ `„˜ž.€„p„˜žĘp^„p`„˜ž.€„@ „˜žĘ@ ^„@ `„˜ž.€„„˜žĘ^„`„˜ž.€„ą„˜žĘą^„ą`„˜ž.€„°„˜žĘ°^„°`„˜ž.€„€„˜žĘ€^„€`„˜ž.€„P„˜žĘP^„P`„˜ž.„8„˜ž^„8`„˜žo(.€„„˜ž^„`„˜ž.‚„Ų „L’^„Ų `„L’.€„Ø „˜ž^„Ø `„˜ž.€„x„˜ž^„x`„˜ž.‚„H„L’^„H`„L’.€„„˜ž^„`„˜ž.€„č„˜ž^„č`„˜ž.‚„ø„L’^„ø`„L’.„Š„˜žĘŠ^„Š`„˜ž.€„ „˜žĘ ^„ `„˜ž.€„p„˜žĘp^„p`„˜ž.€„@ „˜žĘ@ ^„@ `„˜ž.€„„˜žĘ^„`„˜ž.€„ą„˜žĘą^„ą`„˜ž.€„°„˜žĘ°^„°`„˜ž.€„€„˜žĘ€^„€`„˜ž.€„P„˜žĘP^„P`„˜ž.h„±„˜ž^„±`„˜žOJQJo(‡hˆH·šh„ „˜ž^„ `„˜žOJQJ^Jo(‡hˆHoh„Q „˜ž^„Q `„˜žOJQJo(‡hˆH§šh„!„˜ž^„!`„˜žOJQJo(‡hˆH·šh„ń„˜ž^„ń`„˜žOJQJ^Jo(‡hˆHoh„Į„˜ž^„Į`„˜žOJQJo(‡hˆH§šh„‘„˜ž^„‘`„˜žOJQJo(‡hˆH·šh„a„˜ž^„a`„˜žOJQJ^Jo(‡hˆHoh„1„˜ž^„1`„˜žOJQJo(‡hˆH§š„ „˜ž^„ `„˜ž.€„p„˜ž^„p`„˜ž.„@ „L’^„@ `„L’.€„„˜ž^„`„˜ž.€„ą„˜ž^„ą`„˜ž.‚„°„L’^„°`„L’.€„€„˜ž^„€`„˜ž.€„P„˜ž^„P`„˜ž.‚„ „L’^„ `„L’.h „ „˜ž^„ `„˜ž‡hˆH.h „p„˜ž^„p`„˜ž‡hˆH.’h „@ „L’^„@ `„L’‡hˆH.h „„˜ž^„`„˜ž‡hˆH.h „ą„˜ž^„ą`„˜ž‡hˆH.’h „°„L’^„°`„L’‡hˆH.h „€„˜ž^„€`„˜ž‡hˆH.h „P„˜ž^„P`„˜ž‡hˆH.’h „ „L’^„ `„L’‡hˆH.„ „˜ž^„ `„˜žo(.€„p„˜ž^„p`„˜žOJQJ^Jo(o€ „@ „˜ž^„@ `„˜žOJQJo(§š€ „„˜ž^„`„˜žOJQJo(·š€„ą„˜ž^„ą`„˜žOJQJ^Jo(o€ „°„˜ž^„°`„˜žOJQJo(§š€ „€„˜ž^„€`„˜žOJQJo(·š€„P„˜ž^„P`„˜žOJQJ^Jo(o€ „ „˜ž^„ `„˜žOJQJo(§š„Š„˜ž^„Š`„˜ž6o(.€„ „˜ž^„ `„˜ž.‚„p„L’^„p`„L’.€„@ „˜ž^„@ `„˜ž.€„„˜ž^„`„˜ž.‚„ą„L’^„ą`„L’.€„°„˜ž^„°`„˜ž.€„€„˜ž^„€`„˜ž.‚„P„L’^„P`„L’.h „Š„˜ž^„Š`„˜ž‡hˆH.h „ „˜ž^„ `„˜ž‡hˆH.’h „p„L’^„p`„L’‡hˆH.h „@ „˜ž^„@ `„˜ž‡hˆH.h „„˜ž^„`„˜ž‡hˆH.’h „ą„L’^„ą`„L’‡hˆH.h „°„˜ž^„°`„˜ž‡hˆH.h „€„˜ž^„€`„˜ž‡hˆH.’h „P„L’^„P`„L’‡hˆH.„ „˜ž^„ `„˜ž)„p„˜ž^„p`„˜ž.‚„@ „L’^„@ `„L’.€„„˜ž^„`„˜ž.€„ą„˜ž^„ą`„˜ž.‚„°„L’^„°`„L’.€„€„˜ž^„€`„˜ž.€„P„˜ž^„P`„˜ž.‚„ „L’^„ `„L’.h „ „˜ž^„ `„˜ž5‡hˆH.h „p„˜ž^„p`„˜ž‡hˆH.’h „@ „L’^„@ `„L’‡hˆH.h „„˜ž^„`„˜ž‡hˆH.h „ą„˜ž^„ą`„˜ž‡hˆH.’h „°„L’^„°`„L’‡hˆH.h „€„˜ž^„€`„˜ž‡hˆH.h „P„˜ž^„P`„˜ž‡hˆH.’h „ „L’^„ `„L’‡hˆH.h „Š„˜ž^„Š`„˜ž5‡hˆH.„Ų „`ś^„Ų `„`śOJPJQJ^Jo( ’h „p„L’^„p`„L’‡hˆH.h „@ „˜ž^„@ `„˜ž‡hˆH.h „„˜ž^„`„˜ž‡hˆH.’h „ą„L’^„ą`„L’‡hˆH.h „°„˜ž^„°`„˜ž‡hˆH.h „€„˜ž^„€`„˜ž‡hˆH.’h „P„L’^„P`„L’‡hˆH.h „Š„˜ž^„Š`„˜ž‡hˆH)„ „˜ž^„ `„˜žo(.„$ „˜ž^„$ `„˜žo(.h „@ „˜ž^„@ `„˜ž‡hˆH.h „„˜ž^„`„˜ž‡hˆH.’h „ą„L’^„ą`„L’‡hˆH.h „°„˜ž^„°`„˜ž‡hˆH.h „€„˜ž^„€`„˜ž‡hˆH.’h „P„L’^„P`„L’‡hˆH.„ō „˜ž^„ō `„˜ž.„»„˜ž^„»`„˜žo(.„\ „0ż^„\ `„0żo(..„\ „0ż^„\ `„0żo(... „Ä„Čū^„Ä`„Čūo( .... „Ä„Čū^„Ä`„Čūo( ..... „,„`ś^„,`„`śo( ...... „,„`ś^„,`„`śo(....... „”„ųų^„”`„ųųo(........h „ „˜ž^„ `„˜ž‡hˆH.h „p„˜ž^„p`„˜ž‡hˆH.’h „@ „L’^„@ `„L’‡hˆH.h „„˜ž^„`„˜ž‡hˆH.h „ą„˜ž^„ą`„˜ž‡hˆH.’h „°„L’^„°`„L’‡hˆH.h „€„˜ž^„€`„˜ž‡hˆH.h „P„˜ž^„P`„˜ž‡hˆH.’h „ „L’^„ `„L’‡hˆH.h „Š„˜ž^„Š`„˜ž‡hˆH.h „ „˜ž^„ `„˜ž‡hˆH.’h „p„L’^„p`„L’‡hˆH.h „@ „˜ž^„@ `„˜ž‡hˆH.h „„˜ž^„`„˜ž‡hˆH.’h „ą„L’^„ą`„L’‡hˆH.h „°„˜ž^„°`„˜ž‡hˆH.h „€„˜ž^„€`„˜ž‡hˆH.’h „P„L’^„P`„L’‡hˆH. „@ „˜ž^„@ `„˜žOJQJo(·š€„„˜ž^„`„˜žOJQJ^Jo(o€ „ą„˜ž^„ą`„˜žOJQJo(§š€ „°„˜ž^„°`„˜žOJQJo(·š€„€„˜ž^„€`„˜žOJQJ^Jo(o€ „P„˜ž^„P`„˜žOJQJo(§š€ „ „˜ž^„ `„˜žOJQJo(·š€„š„˜ž^„š`„˜žOJQJ^Jo(o€ „Ą!„˜ž^„Ą!`„˜žOJQJo(§šh „ „˜ž^„ `„˜ž‡hˆH.h „p„˜ž^„p`„˜ž‡hˆH.’h „@ „L’^„@ `„L’‡hˆH.h „„˜ž^„`„˜ž‡hˆH.h „ą„˜ž^„ą`„˜ž‡hˆH.’h „°„L’^„°`„L’‡hˆH.h „€„˜ž^„€`„˜ž‡hˆH.h „P„˜ž^„P`„˜ž‡hˆH.’h „ „L’^„ `„L’‡hˆH.„p„˜ž^„p`„˜ž)„@ „˜ž^„@ `„˜ž5OJQJo(·š‚„„L’^„`„L’.€„ą„˜ž^„ą`„˜ž.€„°„˜ž^„°`„˜ž.‚„€„L’^„€`„L’.€„P„˜ž^„P`„˜ž.€„ „˜ž^„ `„˜ž.‚„š„L’^„š`„L’.„Š„˜žĘŠ^„Š`„˜ž^J.„ „˜žĘ ^„ `„˜ž^J.„p„L’Ęp^„p`„L’^J.„@ „˜žĘ@ ^„@ `„˜ž^J)„x„0żĘx^„x`„0żOJQJ-„ą„L’Ęą^„ą`„L’^J.„°„˜žĘ°^„°`„˜ž^J.„€„˜žĘ€^„€`„˜ž^J.„P„L’ĘP^„P`„L’^J.„Š„˜žĘŠ^„Š`„˜ž.„ „˜žĘ ^„ `„˜ž.€„p„˜žĘp^„p`„˜ž.€„@ „˜žĘ@ ^„@ `„˜ž.€„„˜žĘ^„`„˜ž.€„ą„˜žĘą^„ą`„˜ž.€„°„˜žĘ°^„°`„˜ž.€„€„˜žĘ€^„€`„˜ž.€„P„˜žĘP^„P`„˜ž.„Š„˜žĘŠ^„Š`„˜ž.€„ „˜žĘ ^„ `„˜ž.€„p„˜žĘp^„p`„˜ž.€„@ „˜žĘ@ ^„@ `„˜ž.€„„˜žĘ^„`„˜ž.€„ą„˜žĘą^„ą`„˜ž.€„°„˜žĘ°^„°`„˜ž.€„€„˜žĘ€^„€`„˜ž.€„P„˜žĘP^„P`„˜ž.„p„˜ž^„p`„˜ž)€„@ „˜ž^„@ `„˜ž.‚„„L’^„`„L’.€„ą„˜ž^„ą`„˜ž.€„°„˜ž^„°`„˜ž.‚„€„L’^„€`„L’.€„P„˜ž^„P`„˜ž.€„ „˜ž^„ `„˜ž.‚„š„L’^„š`„L’.„h„˜ž^„h`„˜žo(„h„˜ž^„h`„˜žo(.„Š„0ż^„Š`„0żo(..„Š„0ż^„Š`„0żo(... „8„Čū^„8`„Čūo( .... „8„Čū^„8`„Čūo( ..... „ „`ś^„ `„`śo( ...... „ „`ś^„ `„`śo(....... „„ųų^„`„ųųo(........h „Š„˜žĘŠ^„Š`„˜ž‡hˆH.€„ „˜žĘ ^„ `„˜ž.€„p„˜žĘp^„p`„˜ž.€„@ „˜žĘ@ ^„@ `„˜ž.€„„˜žĘ^„`„˜ž.€„ą„˜žĘą^„ą`„˜ž.€„°„˜žĘ°^„°`„˜ž.€„€„˜žĘ€^„€`„˜ž.€„P„˜žĘP^„P`„˜ž.h „ „˜ž^„ `„˜ž‡hˆH.h „p„˜ž^„p`„˜ž‡hˆH.’h „@ „L’^„@ `„L’‡hˆH.h „„˜ž^„`„˜ž‡hˆH.h „ą„˜ž^„ą`„˜ž‡hˆH.’h „°„L’^„°`„L’‡hˆH.h „€„˜ž^„€`„˜ž‡hˆH.h „P„˜ž^„P`„˜ž‡hˆH.’h „ „L’^„ `„L’‡hˆH. „p„˜ž^„p`„˜ž6B*ph’.€„@ „˜ž^„@ `„˜ž.‚„„L’^„`„L’.€„ą„˜ž^„ą`„˜ž.€„°„˜ž^„°`„˜ž.‚„€„L’^„€`„L’.€„P„˜ž^„P`„˜ž.€„ „˜ž^„ `„˜ž.‚„š„L’^„š`„L’.h„±„˜ž^„±`„˜žOJQJo(‡hˆH·šh„ „˜ž^„ `„˜žOJQJ^Jo(‡hˆHoh„Q „˜ž^„Q `„˜žOJQJo(‡hˆH§šh„!„˜ž^„!`„˜žOJQJo(‡hˆH·šh„ń„˜ž^„ń`„˜žOJQJ^Jo(‡hˆHoh„Į„˜ž^„Į`„˜žOJQJo(‡hˆH§šh„‘„˜ž^„‘`„˜žOJQJo(‡hˆH·šh„a„˜ž^„a`„˜žOJQJ^Jo(‡hˆHoh„1„˜ž^„1`„˜žOJQJo(‡hˆH§šh „Š„˜ž^„Š`„˜ž‡hˆH)„ „˜ž^„ `„˜žo(.„$ „˜ž^„$ `„˜žo(.h „@ „˜ž^„@ `„˜ž‡hˆH.h „„˜ž^„`„˜ž‡hˆH.’h „ą„L’^„ą`„L’‡hˆH.h „°„˜ž^„°`„˜ž‡hˆH.h „€„˜ž^„€`„˜ž‡hˆH.’h „P„L’^„P`„L’‡hˆH.h„ „˜ž^„ `„˜žOJQJo(‡hˆH·šh„p„˜ž^„p`„˜žOJQJ^Jo(‡hˆHoh„@ „˜ž^„@ `„˜žOJQJo(‡hˆH§šh„„˜ž^„`„˜žOJQJo(‡hˆH·šh„ą„˜ž^„ą`„˜žOJQJ^Jo(‡hˆHoh„°„˜ž^„°`„˜žOJQJo(‡hˆH§šh„€„˜ž^„€`„˜žOJQJo(‡hˆH·šh„P„˜ž^„P`„˜žOJQJ^Jo(‡hˆHoh„ „˜ž^„ `„˜žOJQJo(‡hˆH§š]„d P,.2t¼X:mGržY8^å į Š_k/ ,9‚)śFŽ,Ó~čs¬;6S %ę[=fyPö?Õl!t‰nA0dCi9•iæTjIÆ&.°YMC§{‰ONOtŪ52~p>‰3ž9Ī\ƒ©/­‘jģwIŽ{+ōYü;ok>JP€F°bŹu0\{"bõ}GLīEˆŲvBQNĢ  L!_Va"@1ė9œR{xC$fcBĪf2"ŌOĪsG"B:ą8aQ„w(l 1)Ūb˜ [SEŽ0›{zĀU(/÷~"ģ(m8,ėćCŁĪ#> zĻD›H_Mm[I””AI &k«lŁtČ\b&> 7 møI1=12:=FŲ§'Cū%šRHp2 öF€dŅZ$U”(C ™d³-JUęa=aA?(„P½ 9„ ’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’]WW8Num5WW8Num6 WW8Num15232’’]““®!!!!!!!!!|0ŽŻ!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! ›Ų†Š©‚Ķ!!!!!!šcV!!!!!!!!!!!!!!!!!Š©‚Ķ!!!!!!!!!!!!!!!!!H¼fē        !!!!!!!!!Ä.Š!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!Hŗ`!!!!!!!!!!!!!!!!!Hŗ`!!!!!!!!!!!!!!!!!–Ø~–{R~!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!ŖZ~ļ!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!P¶J!!!!!!!!!P,rm!!!!!!!!!!!!!!!!         *؅!!!!!!!!!!!!!!!!!!|0ŽŻ!!!!!!!!!!!!!!!!¾Ó”^!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!dbšĄ!!!!!!!!         !4µŖ’!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!&ĢÜ!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!’>Ā!!!!!!!!!!!!!!!!!"YĘf!!!!!!!!P¶J!!!!!!!!0›j’!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!HĖČÄ!!!!!!!!`e¬lōüĘ÷!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”_06!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!P¶J!!!!!!!!!!!!!!!!!!`e¬lōüĘ÷!!!!!!!!!!!!!!![å9F>ŻX€Sõ5ĮK ĢQ ± — 'mČh+1&1Ź?O™S#õ]%‹{%CH'f8)dg0Ć,5'g6§X7 =šT=G>8ƒqšüżHP š’ $Pä’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’l2¾2]! xx ’’hpAUDRY€]                           ! " # $ % & ' ( ) * + , - . / 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 : ; < = > ? @ A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z [ \ ž’ą…ŸņłOh«‘+'³Ł0d˜¤°¼ČŲ čō   , 8DLT\ähpNormalAUDRY19Microsoft Office Word@(-Ś @lgŗ+ĪŠ@Üæ¬.ćŠ@čӅäŠĄ˜ž’ÕĶ՜.“—+,ł®DÕĶ՜.“—+,ł®,č hp|„Œ” œ¤¬“ ¼ ÉäE[ä²  Titlet 8@ _PID_HLINKSäA, z<http://tompeters.com/docs/Structure_Is_Not_Organization.pdfq c$mailto:benitoadityodito@yahoo.co.idq   !"#$%&'()*+,-./0123456789:;<=>?@ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ[\]^_`abcdefghijklmnopqrstuvwxyz{|}~€‚ƒ„…†‡ˆ‰Š‹ŒŽ‘’“”•–—ž’’’™š›œžŸž’’’”¢£¤„¦§Ø©Ŗ«¬­®Æ°±²³“µ¶·ø¹ŗ»¼½¾æĄĮĀĆÄÅĘĒČÉŹĖĢĶĪĻŠŃŅÓŌÕÖ×ŲŁŚŪÜŻŽßąįāćäåęēčéźėģķīļšńņóōõö÷ųłśūüżž’      !"#$%&'()*+,-./012345ž’’’789:;<=ž’’’?@ABCDEž’’’ż’’’ż’’’ż’’’JKž’’’ž’’’Nž’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’Root Entry’’’’’’’’ ĄFŠÜ>äŠMData ’’’’’’’’’’’’˜1Table’’’’’’’’ +WordDocument ’’’’o.SummaryInformation(’’’’’’’’’’’’6DocumentSummaryInformation8’’’’’’’’>MsoDataStore’’’’’’’’0·äŠą!:äŠÅŁKK4ŪĘŪÅUOĘŅBßZÄXAWBĄ==2’’’’’’’’0·äŠą!:äŠItem ’’’’ ’’’’ŲProperties’’’’’’’’’’’’UCompObj’’’’ y’’’’’’’’’’’’ž’’’ ž’’’ ž’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’’ ž’ ’’’’ ĄF'Microsoft Office Word 97-2003 Document MSWordDocWord.Document.8ō9²q